JabodetabekPendidikan

Prof. Dr. Hj. Anna Mariana: Pentingnya  Komunikasi Orangtua Dengan Anak Atasi Bullyng

×

Prof. Dr. Hj. Anna Mariana: Pentingnya  Komunikasi Orangtua Dengan Anak Atasi Bullyng

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Prof. Dr. Hj. Anna Mariana SH., MH., MBA menekankan pentingnya komunikasi orangtua dengan anak, komunikasi orangtua murid dengan guru.

“Solusi menyelesaikan maraknya terjadi bullyng yaitu komunikasi dalam keluarga merupakan elemen penting untuk menjamin terwujudnya rasa aman di lingkungan keluarga. Jika orang tua berkomunikasi dengan anak, orang tua tersebut berusaha agar apa yang disampaikan dapat dimengerti anak. Komunikasi dalam keluarga baik verbal dengan kata-kata maupun komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh dapat terjadi disetiap gerak langkah kegiatan sehari-hari harus selalu dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling memerlukan. Bahkan, komunikasi dalam keluarga menjadi proses pendidikan bagi orang tua yang mentransfer pengetahuan,” papar Anna Mariana ketika menjadi narasumber dalam Sosialisasi Pemahaman Bullying yang diinisiasi Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat Wilayah I dan II di Ruang MH Thamrin, Gedung Blok B Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kamis (5/9/2024).

Lebih lanjut Anna menjelaskan, cara mengatasi atau yang menjadi suatu solusi  bagaimana mengantisipasi dan menangani ini agar tidak meluas, mungkin berbagai aspek yang memang harus kita sesama-sama komunikasikan dalam menghadapi anak-anak yang kecenderungan membully

“Jadi kebanyakan anak-anak menganggap bully ini sesuatu yang keren. Kebanyakan bully ini dilakukan tidak sendiri, tapi berkelompok, yang mungkin bully ini tidak mendapatkan pengertian tentang arti bully, bully itu apa. Maka dilakukan secara yang menjadi kebiasaan, yang tadi hanya guling bercanda atau hanya bully sekedar main-main, tapi ini jadi berkelanjutan yang dianggap berdampak baik. Padahal salah,  karena kalau berkepanjangan maka itu tidak menjadi hal yang sangat berbahaya,” jelasnya.

Anna mengatakan, satu tips atau saran bagi pelajar-pelajar sekolah kami, solusinya sebetulnya kalau kita mau kompak mulai dari guru tidak akan mungkin bisa maksimal cuma dengan waktu yang beberapa saat belajar dengan murid-murid sekolah.

Orang dirumah mengajarkan bisa dihitung. Banyak tidak punya. kesempatan yang tidak mempunyai waktu, hanya mengandalkan kepada pembantu rumah tangga. Anak-anak ini perlukan kontrol

Jadi mereka butuh pengertian, tanggapnya orang tua pada anak-anaknya, apa yang dia lakukan,  ada peran komunikasi yang baik antara orang tua dan anak-anak. Banyak pasif dan menganggap anak-anaknya ini laporan dari pembantunya.

Ada yang ditanya, sekolah aman, sekolah baik, hasil pelajarannya baik, dan sekolahnya baik.Padahal kebanyakan punya masalah yang tidak bisa diungkapkan.Yang harusnya mau curhat sama orang tuanya, akhirnya curhatnya sama pembantu di rumah.

Pembantu di rumah  karena sibuk, masak, dan sebagainya, maka tidak bisa konsen.Jadi akhirnya, anak-anak mengandalkan kepada pembantu, walaupun tidak ada solusi yang dia dapat.Ini mungkin sebatas apa yang bisa diangkat, tapi meskipun itu tidak memberikan solusi.

Kadang-kadang pembantu juga mencurahkan hal-hal yang sensitif, Lalu sudah bermasalah berat, baru ketahuan sama orang tuanya ada laporan dari sekolah,

Persoalan-persoalan bully ini kuncinya peran komunikasi aktif antara orang tua dan sekolah, orang tua dan anak.”Jadi kalau komunikasi yang terbangun dengan baik seluruh orang tua,   komunikasi antara guru dengan orang tua.Dan juga berkomunikasi antara guru dengan orang tua, begitu pun orang tua dengan siswa dan masyarakat.Maka tentunya fungsi kontrol sudah terbangun dengan baik, maka tentunya fungsi kontrol dari masing-masing”, terangnya.

Bagaimanapun mengantisipasi agar jangan sampai terjadi kasus bullying atau tindakan kekerasan di lingkungan pendidikan.

Karena, kadang-kadang, anak-anak kecenderungan yang melakukan tindakan-tindakan di luar ketahuan orang tua ini karena kelampiasan, dan dia masuk dalam kehidupan yang salah, jadi kebentuk kelampian saat ini. Pelajaran sejarah dan budaya etika tidak diajarkan

Diajarkan pelajaran bagaimana memahami budaya, bersama-sama dengan guru dan orang tua.

Kalau ini tidak terbangun komunikasi, jangan berharap anak-anak murid kita persoalan bully bully ini akan berhenti.

Sedangan narasumber Umar Abdul  Azis mengutarakan mengapa bully disekolah terjadi itu terkait penanganan di sekolah kesimpulan ditangan kepala sekolah yang memiliki kesimpulan di sekolah itu

Lalu bagaimana cara mengapresiasi penanganan bully di sekolah yang tidak dilakukan terlebih dahulu.

Umar juga menyinggung masalah guru yang bertugas diwilayah yang jahu dengan tempat tinggalnya.

Dimisalkan dia tinggal di Joglo jangan ditempatkan di Jakarta Pusat, sudah makan waktu berapa lama.”Ini akan menjadikan efek psikologis,”. Maka Umar sudah obrol  kepada Kadis bahwa itu perlu diperhatikan.

Umar juga ingatkan kepada para pendidik agar jangan takut dengan wartawan,

“Pak ibu, kalau ada wartawan-wartawan di sekolah, tanya identitasnya.

Kemudian Umar mengatakan, agar persoalan bully tidak langsung keranah hukum.maka sekolah perlu membuat kebijakan dengan orangtua murid, jika terjadi kesalahpahaman atau kejadian kekerasan diselesaikan secara. kekeluargaan.

Umar juga menyarankan sekolah sekolah untuk didampingi jika terjadi persoalan hukum dengan lembaga hukum. Agar jika ada persoalan hukum yang tidak dimengerti bisa dibantu.

[]