Jakarta, faktapers.id- Banyak daerah di Indonesia melahirkan putranya sebagai personel polisi yang memiliki karier cemerlang dan berpangkat jenderal.
Dari sekian banyaknya daerah di Indonesia, salah satu diantaranya berasal dari Papua. Tiga putra terbaik Papua telah berhasil meniti karier hingga mencapai posisi strategis sebagai jenderal polisi. Bahkan mereka menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua yang berkontribusi besar dalam menjaga keamanan dan ketertiban di bumi cenderawasih.
Adapun 3 Jenderal Polisi Asli Putra Papua:
1. Irjen Pol Petrus Rudolf Renwarin
Irjen Pol Petrus Rudolf Renwarin yang dikenal dengan panggilan Patrige merupakan seorang perwira tinggi Polri yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Papua. Lahir di Fakfak, Papua Barat, pada 7 Juli 1969, Patrige adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991. Kapolda Papua ini diketahui satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Patrige dikenal sebagai sosok yang rendah hati namun memiliki kemampuan intelijen yang mumpuni, terutama dalam menghadapi situasi-situasi kompleks di Papua.
Perjalanan karier Patrige cukup panjang dan penuh dedikasi. Sebelum menjabat sebagai Kapolda Papua, Patrige memegang berbagai posisi penting di kepolisian, termasuk sebagai Wakapolda Papua Barat dan Direktur Intelijen dan Keamanan Polda Papua. Ia juga pernah bertugas sebagai Kasat II Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Papua, Kapolres Sarmi, dan Kapolres Merauke. Selain itu, Patrige juga pernah menduduki posisi sebagai Kepala Bidang Humas Polda Papua dan Irwasda Polda Papua. Patrige diangkat sebagai Kapolda Papua pada Agustus 2024, menggantikan Komjen Pol Mathius D Fakhiri. Sebagai putra asli Papua, Patrige memiliki pemahaman mendalam tentang situasi di lapangan, yang menjadi keunggulan tersendiri dalam menjalankan tugasnya sebagai Kapolda. Pendidikan kepolisian yang ditempuh oleh Irjen Pol Patrige Renwarin mencakup Selapa (2002), Sespim I (2009) dan Sespimti (2017).
2. Komjen Pol (Purn) Mathius Derek Fakhiri
Komjen Pol Mathius D Fakhiri adalah sosok yang dikenal luas di tanah Papua sebagai salah satu perwira tinggi yang memiliki pengalaman panjang di Korps Brimob. Lahir di Manokwari, Papua Barat, pada 6 Januari 1968. Mathius memulai kariernya di Brimob dan menunjukkan kinerja luar biasa di berbagai posisi strategis di kepolisian. Karier Mathius di kepolisian dimulai sejak ia lulus dari Akpol dan langsung terjun ke lapangan sebagai komandan kompi di Brimob.
Pernah menjabat sebagai Danton 3/2/B Sat Brimob Polda Kalsel, hingga akhirnya dipercaya menjadi Kasat Brimob Polda Papua. Sepanjang kariernya, Mathius juga pernah memegang jabatan sebagai Kapolres Jayapura dan Wakapolda Papua Barat. Pada Maret 2021, Mathius dilantik menjadi Kapolda Papua. Di posisi ini, ia mendapatkan tantangan besar untuk menjaga stabilitas keamanan di wilayah yang sering kali menjadi sorotan nasional dan internasional. Mathius dikenal sebagai sosok yang tegas namun juga sangat dekat dengan masyarakat. Berkat dedikasi dan keberhasilannya dalam menjalankan tugas, ia mendapatkan promosi pangkat menjadi Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi, atau jenderal bintang tiga. Namun, pada tahun 2024, Mathius memutuskan untuk mengundurkan diri dari Polri demi maju dalam Pilkada Papua sebagai calon gubernur. Sebelum mengundurkan diri, ia mendapatkan posisi sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Brigade Mobil Korps Brimob Polri. Mathius D Fakhiri adalah sosok yang berpengalaman luas di Korps Brimob, dan kariernya yang cemerlang telah menginspirasi banyak generasi muda Papua untuk mengikuti jejaknya di dunia kepolisian.
3. Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw
Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah kepolisian Indonesia, terutama sebagai perwira tinggi Polri yang telah menorehkan banyak prestasi. Lahir di Karas, Fakfak, Papua Barat pada 25 Oktober 1963. Paulus berasal dari keluarga sederhana yang berjuang di tengah kerasnya kehidupan di Papua. Nama ayahnya, Ferdinan Waterpauw, dan ibunya, Yacomina Atiamuna, mengajarinya nilai-nilai ketangguhan dan kesederhanaan yang kelak akan membentuk karakter kepemimpinannya. Paulus Waterpauw merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1987 dan melanjutkan pendidikannya ke berbagai institusi pendidikan polisi bergengsi seperti PTIK, Sespim, hingga Lemhanas. Paulus dikenal sebagai ahli di bidang intelijen, yang membantunya meniti karier hingga menduduki berbagai posisi penting.
Beberapa posisi strategis yang pernah dipegangnya antara lain adalah Kapolda Papua Barat pada tahun 2014 dan Kapolda Papua pada tahun 2015. Selama menjabat sebagai Kapolda, Paulus menunjukkan komitmen besar untuk menjaga stabilitas keamanan di Papua, sebuah wilayah yang sering kali dihadapkan pada tantangan kompleks terkait keamanan dan politik. Setelah masa jabatannya sebagai Kapolda, Paulus dipercaya untuk memimpin Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, salah satu posisi paling strategis di tubuh Polri, yang kemudian mengantarkannya meraih pangkat Komisaris Jenderal (Komjen), atau jenderal bintang tiga. Setelah purna tugas dari kepolisian, pengabdiannya tidak berhenti. Paulus Waterpauw dipercaya oleh pemerintah untuk menjabat sebagai Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan di Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri.
Dalam perannya ini, ia terus menunjukkan komitmen untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia, termasuk yang berada di Papua. Pendidikan panjang yang ditempuhnya antara lain di kepolisian: Akpol (1987), PTIK (1996), Sespim (2002), Lemhanas (2014). Pendidikan Umum: SD Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Surabaya (1976), SMP Negeri 6 Surabaya (1980), SMA Negeri 5 Surabaya (1983).
Pendidikan Kejuruan: Daspa Intel (1996), Palan Intel (1997), Pa Opsnal Intel (1999), Jabatan terakhir Paulus Waterpauw sebelum purnatugas sebagai Kabaintelkam Polri.
[]