Jakarta, faktapers.id – Dalam debat kedua Pilkada DKI Jakarta 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengusung tema kemiskinan, ekonomi, dan kesejahteraan sosial pada debat kedua pilkada DKI Jakarta 2024.
Ketua KPU DKI Jakarta Wahyu Dinata mengatakan, tema ini sangat relevan mengingat Jakarta sebagai kota global memiliki tantangan besar dalam hal kesejahteraan masyarakat.
“Tema debat kedua kali ini adalah soal kemiskinan, ekonomi, dan kesejahteraan sosial. Kami melihat visi, misi, dan program kerja dari para pasangan calon gubernur akan berfokus pada bagaimana mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan warga Jakarta,” terang Ketua KPU DKI Jakarta Wahyu Dinata dalam Peresmian Badan Pemantau Pilkada Nahdlatul Ulama (BPPNU) DKI Jakarta di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Jumat (18/10/2024).
Wahyu menyampaikan debat kedua akan dilangsungkan di Hotel Ecovention Ancol pada Ahad, 27 Oktober 2024 pukul 19.00 WIB. “Pada debat kedua ini para calon gubernur akan memaparkan program-program yang diharapkan dapat memberikan solusi nyata terhadap masalah kesejahteraan masyarakat di Jakarta,” ujarnya.
Selain itu, kata Wahyu beberapa perubahan teknis dalam pelaksanaan debat kedua, seperti penambahan podium. Wahyu juga menyebutkan bahwa dalam debat ini, masyarakat akan dilibatkan agar lebih aktif dalam memberikan masukan.
“Ada perubahan konsep dalam debat ini. Kami akan melibatkan partisipasi masyarakat, agar suara mereka juga dapat didengar dalam proses ini,” ungkapnya.
Dengan tema yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, Wahyu berharap debat kedua ini dapat menjadi sarana yang efektif bagi para calon untuk meyakinkan pemilih dengan solusi konkret yang mereka tawarkan.
“Masyarakat Jakarta dapat berpartisipasi aktif, tidak hanya dengan memberikan suara, tetapi juga ikut mengawal jalannya Pilkada,” terangnya.
Selain membahas soal partisipasi masyarakat, lanjutnya, masyarakat bisa menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi masyarakat dalam Pilkada Jakarta 2024, khususnya keterlibatan NU melalui pembentukan BPPNU Jakarta.