Jakarta, faktapers.id – Kini terkuak fakta jika sang sopir taksi online hanya diberi Rp2 juta oleh Kompol Bambang.Padahal Rizki Fitrianda telah mengalami kekerasan oleh mantan Kasubdit Penegakan Hukum Direktorat Lantas Polda Maluku yang kini telah dicopot dari jabatannya.
Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Aries Aminullah menyatakan, Bambang Surya Wiharga telah dicopot dari jabatannya setelah melakukan aksi pemukulan di Jakarta.
“Baru saja dicopot sore ini sekitar sejam lalu oleh Bapak Kapolda Maluku,” ungkapnya.
Menurutnya, pencopotan ini bagian dari komitmen Kapolda Maluku dalam menindak anggota yang melanggar.
“Itu sudah menjadi komitmen Bapak Kapolda bahwa siapa pun anggota yang membuat pelanggaran pasti akan ditindak tegas, tidak ada kompromi itu,” kata Aries.
Dia berharap kasus yang menimpa Bambang dapat menjadi pengingat anggota polisi di Maluku untuk selalu disiplin.
“Intinya dari Bapak Kapolda sudah tegaskan akan menindak setiap anggota yang membuat pelanggaran, pasti ditindak tegas. Jadi jangan ada yang coba-coba membuat pelanggaran,” katanya.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi mengatakan, kasus pemukulan terjadi pada Kamis (31/10/2024), sekitar pukul 17.00 WIB.
Kompol Bambang Surya Wiharga yang memukul sopir taksi online Rizki Fitrianda sempat janjikan uang damai sebesar Rp5 juta.
Uang damai ini untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan dan mengganti biaya pengobatan korban.
Namun nominal uang damai tersebut bahkan tidak sesuai dengan perjanjian awal antara korban dengan pelaku.
Korban yang bernama Rizki Fitrianda membuat laporan polisi di Polres Metro Jakarta Selatan pada Sabtu, (2/11/2024).
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku marah lantaran permintaan mengubah rute ditolak korban.
“Pelaku marah saat akan mengubah rute tujuan awal, sehingga sampai kendaraan (korban) menabrak mobil di depannya,” bebernya, Senin (4/11/2024), dikutip dari Tribun Jakarta.
Kasus pemukulan mengakibatkan pipi korban memar.
“Kemudian pelaku langsung keluar turun dari mobil.”
Hari itu juga, Rizki langsung melaporkan Kompol Bambang ke Polda Metro Jaya..
Hari itu juga, Rizki langsung melaporkan Kompol Bambang ke Polda Metro Jaya.
Sesampainya di sana, Rizki justru mendapat perlakuan tak biasa.
“Saya dibawa ke ruangan, dikasih nasi, dikasih minum. Dua orang ngajak duduk,” katanya.
Oleh kedua orang tersebut, Rizki dianggap tak sepatutnya melapor.”Bang, maaf nih, luka abang kan enggak gores atau luka dalam, di sini kita nyari damai aja lah,” katanya.
Rizki lantas menjadi bingung karena tujuannya untuk mencari keadilan.
“Saya mikir kan, tujuan ke polda mau ngelapor,” ungkap Rizki.
“LP kita enggak dibikinin, waktu kita diabisin,” katanya.
Sampai kemudian Rizki Fitrianda diarahkan untuk menentukan uang damai.
“‘Berapa, bilang aja’. Saya mikir, saya bukan nyari itu. ‘Sebut aja’,” katanya.
Sampai kemudian satu dari dua orang tersebut yang menentukan uang damai sebesar Rp5 juta.
“Bapak itu nentuin harganya. ‘Itung-itung deh mas berapa biaya pengobatan, buat nambah-nambah’.”
“Rp5 juta katanya. Saya pusing dan ditekan terus menerus, lama itu. Saya iyain aja lagi, ‘Ya udah pak terserah’,” tutur Rizki.
Setelah itu Rizki dibawa ke ruangan lain.
Di sana uang damai justru berubah lagi menjadi Rp2 juta.
“Tiba di dalam, Rp2 juta katanya. Turun. Kalau masnya kekeuh mau ngelaporkan bakal sibuk abis waktu. Dengan terpaksa, karena saya juga pusing. Disuruh bikin surat gitu,” katanya.
“‘Berapa, bilang aja’. Saya mikir, saya bukan nyari itu. ‘Sebut aja’,” katanya.
Sampai kemudian satu dari dua orang tersebut yang menentukan uang damai sebesar Rp5 juta.
“Bapak itu nentuin harganya. ‘Itung-itung deh mas berapa biaya pengobatan, buat nambah-nambah’.”
“Rp5 juta katanya. Saya pusing dan ditekan terus menerus, lama itu. Saya iyain aja lagi, ‘Ya udah pak terserah’,” tutur Rizki.
“Tiba di dalam, Rp2 juta katanya. Turun. Kalau masnya kekeuh mau ngelaporkan bakal sibuk abis waktu. Dengan terpaksa, karena saya juga pusing. Disuruh bikin surat gitu,” katanya.
Selesai tanda tangan, Rizki sungguh kaget tiba-tiba Kompol Bambang datang.
“Kaget dia datang, terus disuruh salaman sama ibu yang rambut panjang. salaman, foto,” katanya.
Kompol Bambang kemudian mengajak Rizki Fitrianda sopir taksi online untuk minta maaf.
“‘Berapa, bilang aja’. Saya mikir, saya bukan nyari itu. ‘Sebut aja’,” katanya.
Sampai kemudian satu dari dua orang tersebut yang menentukan uang damai sebesar Rp5 juta.
“Bapak itu nentuin harganya. ‘Itung-itung deh mas berapa biaya pengobatan, buat nambah-nambah’.”
“Saat itu enggak ada. Diam-diaman aja. Dia disuruh sama ibu rambut panjang suruh salaman. Saya dipanggil ke pojokan baru dia minta maaf ke pojokan. Gengsi kali ya. Minta maaf, kalau Alphard itu kalau kurang kabarin aja,” katanya.
()