NasionalPendidikan

Perlukah Pekerjaan Rumah untuk Anak Sekolah? Ini Temuan Penelitian Terbaru

38
×

Perlukah Pekerjaan Rumah untuk Anak Sekolah? Ini Temuan Penelitian Terbaru

Sebarkan artikel ini
Ilustarsi

Jakarta, fakfapers.id – Pekerjaan rumah (PR) telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan di berbagai negara. Namun, efektivitasnya kerap menjadi perdebatan di kalangan pendidik, orang tua, hingga peneliti. Apakah PR benar-benar diperlukan untuk mendukung keberhasilan akademis siswa, atau justru menjadi beban yang tidak perlu?

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Institut Hamilton Universitas Maynooth dan Departemen Matematika dan Statistik di Irlandia memberikan perspektif baru. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Learning and Instruction ini mengungkap bahwa PR masih relevan, asalkan diberikan dengan cara yang tepat.

Pentingnya Frekuensi Dibanding Durasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukan durasi panjang, melainkan frekuensi pemberian PR yang lebih memengaruhi prestasi siswa. Peneliti menyarankan agar PR diberikan lebih sering, namun dengan waktu pengerjaan yang singkat.

Siswa yang menerima PR setiap hari dengan durasi pengerjaan sekitar 15 menit menunjukkan peningkatan nilai yang lebih signifikan, terutama di mata pelajaran matematika dan sains. Pendekatan “sedikit dan sering” dinilai lebih efektif dibandingkan PR panjang yang hanya diberikan beberapa kali seminggu.

PR yang Singkat dan Efisien

Penelitian ini juga menyoroti bahwa PR singkat lebih mampu meningkatkan pembelajaran tanpa membebani siswa. Tugas yang memakan waktu terlalu lama tidak hanya melelahkan, tetapi juga dapat mengurangi motivasi siswa dalam belajar.

“PR yang membutuhkan waktu sekitar 15 menit per sesi terbukti cukup untuk memperkuat pemahaman siswa tanpa mengganggu keseimbangan antara belajar dan waktu istirahat mereka,” jelas Nathan McJames, penulis utama studi ini.

PR untuk Semua Kalangan

Menariknya, manfaat PR tidak hanya dirasakan oleh siswa dari latar belakang ekonomi tertentu. Studi ini mengungkap bahwa PR yang terukur dan terstruktur dapat membantu meningkatkan prestasi akademis siswa secara menyeluruh. Namun, peneliti juga memperingatkan bahaya memberikan PR yang terlalu banyak, karena dapat menimbulkan tekanan yang berlebihan pada siswa.

Apa Langkah Selanjutnya?

Temuan ini memberikan rekomendasi penting bagi pembuat kebijakan pendidikan:

1. Berikan PR dengan durasi pendek, maksimal 15 menit.

2. Terapkan frekuensi pemberian PR yang konsisten, seperti setiap hari atau beberapa kali dalam seminggu.

3. Hindari memberikan PR dalam jumlah besar yang menumpuk pada akhir pekan atau hari tertentu.

 

Kesimpulan: Masih Perlukah PR?

Dari hasil penelitian ini, jelas bahwa PR tetap diperlukan, tetapi harus dirancang dengan cermat. PR yang singkat, teratur, dan relevan dapat menjadi alat efektif untuk mendukung pembelajaran. Sebaliknya, PR yang berlebihan hanya akan menjadi beban, baik bagi siswa maupun keluarga mereka.

Dengan pendekatan berbasis bukti seperti ini, sekolah dapat memastikan bahwa PR memberikan manfaat optimal tanpa mengganggu keseimbangan hidup siswa. Jadi, PR tetap penting—dengan syarat cara pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran.

[]