Jakarta, faktapers.id – Kasus influenza di Jepang telah mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah pencatatan, dengan 64,39 pasien per klinik pada minggu terakhir Desember 2024. Ini adalah lonjakan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan total 317.812 kasus flu yang tercatat dalam seminggu, hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
Kasus flu menyebar ke seluruh 47 prefektur di Jepang, dengan Prefektur Oita mencatatkan angka tertinggi, yaitu 104,84 kasus per klinik, diikuti Kagoshima (96,4) dan Saga (94,36). Tokyo melaporkan rata-rata 56,52 kasus per klinik, mendekati rekor tertinggi yang tercatat pada 2019.
Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mempertimbangkan risiko penularan saat menghadiri acara publik. Lonjakan kasus flu ini juga berdampak pada sektor pendidikan, dengan 1.838 institusi pendidikan, termasuk sekolah dasar dan menengah, terpaksa menutup kelas atau menghentikan kegiatan belajar-mengajar, terutama memengaruhi siswa yang akan menghadapi ujian masuk.
Sementara itu, permintaan obat flu yang melonjak menyebabkan beberapa perusahaan farmasi, seperti Sawai Pharmaceutical, menangguhkan pengiriman obat. Meskipun pemerintah memastikan stok obat cukup untuk 15 juta pasien, Menteri Kesehatan Takamaro Fukuoka mengimbau klinik dan apotek untuk tidak melakukan pemesanan berlebihan.
Selain itu, kasus Covid-19 juga menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata 7,01 pasien per klinik. Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga kesehatan untuk menanggulangi penyebaran virus yang semakin membebani sistem kesehatan Jepang.
[]