MancanegaraOtomotif

Penjualan Mobil di Thailand Anjlok ke Titik Terendah dalam 15 Tahun, Tertekan oleh Krisis Utang dan Kebijakan 

5
×

Penjualan Mobil di Thailand Anjlok ke Titik Terendah dalam 15 Tahun, Tertekan oleh Krisis Utang dan Kebijakan 

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Penjualan mobil di Thailand mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun 2024, mencatatkan angka terendah dalam 15 tahun terakhir. Penurunan drastis ini tidak hanya mengguncang pasar domestik, tetapi juga memperburuk citra Thailand sebagai pusat industri otomotif terbesar di Asia Tenggara. Menurut data yang dirilis oleh Federasi Industri Thailand, total penjualan mobil domestik tercatat hanya 572.675 unit pada 2024, turun 26% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menjadi yang terendah sejak 2009.

Surapong Paisitpattanapong, Juru Bicara Asosiasi Industri Otomotif Thailand, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang memicu penurunan tajam ini adalah kebijakan perbankan yang semakin ketat dalam persetujuan kredit kendaraan. Sepanjang 2024, sekitar 70% pengajuan kredit mobil ditolak oleh lembaga pembiayaan, memperburuk situasi pasar yang sudah tertekan oleh tingginya utang rumah tangga. Tingkat utang rumah tangga di Thailand tercatat mencapai 86% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Kondisi ini semakin melemahkan daya beli konsumen, yang berimbas pada penurunan permintaan kendaraan.

Pada Desember 2024, penjualan mobil domestik mengalami penurunan lebih dalam, dengan penurunan tahunan sebesar 21% menjadi hanya 54.016 unit. Selain itu, penurunan signifikan juga terjadi di sektor manufaktur otomotif Thailand, dengan kapasitas produksi pabrik otomotif turun hampir 58% pada November 2024, mengindikasikan dampak besar dari lesunya pasar domestik.

Tak hanya pasar domestik, sektor ekspor otomotif Thailand juga menghadapi tantangan berat. Ekspor mobil turun 8,8% pada 2024, dengan total ekspor mencapai 1,02 juta unit, sedikit di bawah target tahunan sebesar 1,05 juta unit. Penurunan ini semakin terasa pada Desember 2024, dengan ekspor yang anjlok lebih dari 15%, hanya mencatatkan 76.346 unit.

Meski menghadapi kemerosotan yang tajam, industri otomotif Thailand tetap optimistis terhadap pemulihan pasar pada 2025. Para pelaku industri berencana untuk memperluas pasar ekspor guna mengatasi penurunan di pasar domestik. Diperkirakan, produksi mobil pada 2025 akan meningkat menjadi 1,5 juta unit, dengan sekitar dua pertiga dari jumlah tersebut dialokasikan untuk pasar ekspor, sementara sisanya diserap oleh pasar domestik.

Meskipun penjualan kendaraan konvensional mengalami kontraksi, penjualan mobil listrik juga tidak luput dari penurunan. Penjualan kendaraan listrik pada 2024 turun sekitar 11% menjadi 67.473 unit, jauh di bawah target yang ditetapkan Asosiasi Kendaraan Listrik Thailand, yakni 80.000 unit.

Dengan kondisi ekonomi yang penuh tantangan, pemerintah Thailand telah meluncurkan sejumlah kebijakan untuk meredakan dampak utang, termasuk program keringanan cicilan bagi konsumen yang kesulitan membayar utang kendaraan. Para pelaku industri berharap, dengan adanya kebijakan tersebut dan berbagai langkah pemulihan lainnya, sektor otomotif Thailand dapat bangkit dan kembali menunjukkan pertumbuhan positif pada tahun-tahun mendatang.

[]