Ekonomi Bisnis

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Mengaku Kelangkaan Elpiji 3 Kg Bukan Kesalahannya, Tapi Salahi  Warga

78
×

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Mengaku Kelangkaan Elpiji 3 Kg Bukan Kesalahannya, Tapi Salahi  Warga

Sebarkan artikel ini
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

Jakarta, faktapers.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas kelangkaan tabung gas Elpiji (LPG) 3 Kg yang sedang terjadi di beberapa daerah, khususnya Jakarta. Ia justru menyalahkan perilaku warga yang membeli gas bersubsidi tersebut dalam jumlah besar, yang menyebabkan kekurangan pasokan di pasar.

Bahlil mengungkapkan bahwa sebenarnya stok Elpiji 3 Kg untuk konsumsi rumah tangga masih tersedia dengan baik. Ia menegaskan bahwa kelangkaan hanya terjadi di kalangan individu yang memborong tabung gas dalam jumlah banyak.

“Mungkin yang mengatakan langka itu adalah mereka yang membeli banyak. Tapi kalau hanya untuk konsumsi rumah tangga, InsyaAllah, saya pikir, konsumsi rumah tangga masih aman,” ujar Bahlil kepada wartawan di The Highland Park Resort, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (1/2/2025),

Menteri yang juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar ini mengimbau kepada masyarakat untuk membeli Elpiji 3 Kg sesuai dengan kebutuhan rumah tangga mereka. Menurutnya, pembelian tabung gas dalam jumlah berlebihan oleh individu menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan.

“Satu orang jangan beli banyak-banyak dong. Kalau hanya untuk konsumsi rumah tangga, pasti ada batasannya. Tapi kalau satu orang, satu rumah tangga, sudah beli sampai 30 tabung, 40 tabung, berarti kan ada maksud lain,” tambahnya.

Sementara itu, kelangkaan gas Elpiji 3 Kg di Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Pusat, sudah berlangsung lebih dari seminggu dan mulai meresahkan warga. Banyak agen dan pedagang gas keliling yang kehabisan stok, sehingga warga terpaksa pulang tanpa membawa gas yang mereka butuhkan. Keluhan ini pun semakin meluas di kalangan masyarakat, yang merasa kesulitan untuk mendapatkan gas bersubsidi yang biasanya digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

Seperti yang diungkapkan Ningrum (42), seorang warga Karang Anyar, Jakarta Pusat, yang sudah berkeliling mencari gas namun tetap tidak mendapatkannya. “Iya nih, sudah mulai langka. Ini sih enggak saya pakai buat dagang, cuma buat masak. Tapi karena enggak ada gas, jadi enggak bisa masak,” keluh Ningrum.

Ningrum bahkan harus mengunjungi beberapa tempat dan agen, namun tetap tidak mendapatkan gas Elpiji 3 Kg. “Empat tempat, warung dua. Terus agen di pasar Inpres juga kosong, agen di sini juga kosong,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, memberikan penjelasan mengenai penyebab kelangkaan ini. Menurutnya, salah satu faktor utama adalah pengurangan kuota Elpiji bersubsidi pada tahun 2025, yang menyebabkan pasokan gas lebih terbatas dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kuota Elpiji subsidi untuk Jakarta di tahun 2025 ditetapkan sebesar 407.555 metrik ton (MT), lebih kecil dibandingkan dengan kuota yang digunakan pada tahun 2024, yaitu 414.134 MT. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah adanya hari libur nasional yang menghambat distribusi gas ke agen-agen,” ungkap Hari.

Dengan pengurangan kuota yang terjadi, Hari mengingatkan bahwa masyarakat perlu lebih bijak dalam menggunakan gas Elpiji 3 Kg agar tidak terjadi kelangkaan yang berkepanjangan.

[]