Jakarta, faktapers.id – Sebanyak 32 penulis pantun Karmina yang tergabung dalam Peruas (Perkumpulan Rumah Seni Asnur) yang terdiri dari Kepala Sekolah dan guru-guru se kawasan Cilandak, Jakarta Selatan mempersembahkan Piagam Penghargaan dan Buku Peraih Muri Antologi Pantun Karmina Asean kepada Suku Dinas Pendidikan Wilayah Satu, Jakarta Selatan.
Aznalely Meiyetri penyelenggara acara sekaligus Kepala sekolah SDN Cilandak Barat 17 mengatakan para penulis dari guru dan kepala sekolah di Cilandak, Jakarta Selatan ikut berkontribusi menulis pantun karmina se-Asean.
“Alhamdulillah setelah kita ikut pelatihan di Perruas ternyata penulisnya terbanyak di Jakarta Selatan. Ketika kami mendapat penganugerahan pada Desember tahun lalu kami mendapat beberapa penghargaan. Dengan senang hati kami ingin memberikan itu kepada kasudin kita,” tutur Aznalely di Museum Basoeki Abdullah, di jalan Keuangan Raya, Cilandak Barat, Kecamatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa, (11/2/2025).
Menurut Aznalely, para penulis pantun Karmina penerima penghargaan Muri Asean tersebut akan menjadi duta-duta penulis Perruas Jakarta.
Sebenarnya, menurut Aznalely, untuk menulis pantun karmina tidaklah sesulit yang dibayangkan, apa lagi bagi orang yang biasa berpantun. Menurutnya, orang yang biasa berpantun hanya tinggal mengsingkronkan tata bahasa dan maksud dari pantun tersebut. Sehingga memiliki nilai budaya dengan bahasa yang santun sehingga maknanya tersampaikan dengan baik.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah Satu Jakarta Selatan, Sarwoko berharap para penulis pantun Karmina dan mendapat Muri Asean ini bisa berimbas kepada kecamatan lain dan dapat memberikan contoh kepada anak-anak kita peserta didik.
“Harapannya prestasi yang didapatkan ini dapat di implementasikan kepada anak didiknya di kelas. Dan buku ini ada di dalam perpustakaan anak-anak sebagai literasi dan diimbaskan kepada peserta didik dan para pendidik diseluruh DKI Jakarta,” ujar Sarwoko.
Lebih lanjut Sarwoko mengatakan, sebagai dukungan, pihaknya akan meminta Kasatlak (kepada Satuan Pelaksana) dan para pengawas agar kegiatan ini akan dihargai pada peringatan Hari Guru 2025.
“Sebagai bentuk dukungan, kami akan meminta Kasatlak dan para pengawas agar kegiatan ini akan dihargai pada peringatan Hari Guru 2025,” ucapnya.
Sementara itu, Konsultan pendidikan sekaligus Penasehat bisnis dan mentor PKB, Agus Nuroso mengatakan bahwa pencapaian penghargaan Muri Asean bagi para penulis Antologi Pantun Karmina yang digagas Ibu Aznalely, bisa menjadi acuan dan contoh untuk para pendidik untuk berprestasi, berkarya dan menambah pengetahuan dan kemampuannya sehingga dunia pendidikan di Indonesia bisa semakin bagus dan lebih baik lagi.
Tak hanya itu, Agus Nuroso berharap kebijakan di dunia pendidikan di Indonesia memiliki pakem yang kuat dan betul-betul stabil terhadap kurikulum pembelajaran.
“Seperti kita ketahui bahwa kurikulum di Indonesia ini berubah-ubah. Setiap ganti pemerintahan, ganti menteri pasti berubah pula kurikulumnya sehingga beradaptasi lagi. Saya pikir ini tidak penting. Karena ini bukan hal yang mutlak. Karena yang terpenting adalah bagaimana subuah negara bisa menciptakan guru-guru berkompeten, berkualitas dan inovatif. Dulu, Indonesia punya sejarah mengirimkan guru-guru atau pendidik ke Malaysia tapi sekarang kenapa berbalik. Akhirnya sekarang yang dikirim adalah TKI,” pungkas Agus Nuroso.
(Her)