Hukum & Kriminal

Kontroversi Codeblu Berlanjut, Seruan Boikot Semakin Meluas

70
×

Kontroversi Codeblu Berlanjut, Seruan Boikot Semakin Meluas

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Media sosial kembali dihebohkan dengan seruan boikot terhadap William Anderson, yang lebih dikenal dengan nama Codeblu, seorang food reviewer terkenal. Kontroversi ini berawal dari kritik tajam yang dilontarkan Codeblu terhadap sebuah bakery, Clairmont, dan berkembang menjadi tuduhan pemerasan yang kini memicu boikot dari sejumlah kalangan.

Awal Mula Kontroversi Codeblu dan Clairmont

Pada 15 November 2024, Codeblu mengunggah video di Instagram dan TikTok yang mengungkapkan tuduhan terhadap sebuah bakery yang tidak disebutkan namanya. Dalam video tersebut, ia menyatakan bahwa bakery tersebut memberikan kue kedaluwarsa kepada panti asuhan dalam rangka program CSR mereka. Hal ini langsung menarik perhatian publik, dan netizen pun mulai berspekulasi bahwa bakery yang dimaksud adalah Clairmont.

Beberapa hari setelah unggahan tersebut, pihak Clairmont melalui akun Instagram mereka mengeluarkan klarifikasi. Mereka menjelaskan bahwa program CSR mereka berlangsung hanya sekali pada April 2023, dan kue yang didonasikan ke panti asuhan dalam kondisi baik. Namun, meskipun sudah ada klarifikasi, perseteruan antara Codeblu dan Clairmont terus berlanjut.

Tuduhan Pemerasan dan Permintaan Penghapusan Video

Persoalan semakin memanas ketika pada 22 Januari 2025, Codeblu kembali mengunggah video tentang Clairmont dan menolak permintaan mereka untuk menghapus video sebelumnya. Codeblu mengungkapkan bahwa ia meminta bakery tersebut untuk memperbaiki kualitas mereka dalam waktu tiga hingga enam bulan sebelum akhirnya akan membantu mereka dengan promosi.

Namun, pada 25 Februari 2025, dugaan baru muncul. Akun Instagram @ssc_politik mengungkapkan bahwa Codeblu diduga memeras Clairmont dengan meminta biaya promosi sebesar Rp 330 juta hingga Rp 650 juta agar video ulasan buruknya dihapus. Pihak Clairmont pun melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Tanggapan Codeblu dan Permintaan Maaf

Codeblu sempat membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa ia tidak pernah menerima biaya untuk menghapus video. Ia menegaskan bahwa semua transaksi yang terjadi adalah terkait kerja sama kampanye, dan jika Clairmont tidak mampu membayar, maka mereka tidak perlu melanjutkan kerja sama tersebut.

Namun, situasi semakin memanas dan pada 27 Februari 2025, Codeblu akhirnya mengunggah video permintaan maaf. Dalam video tersebut, ia mengakui bahwa informasi yang ia terima sebelumnya bermasalah dan menyesali tindakannya yang menyebabkan kerugian bagi pihak Clairmont serta menambah kegaduhan di masyarakat.

Seruan Boikot dan Reaksi Masyarakat

Meskipun Codeblu telah mengungkapkan permintaan maaf, permasalahan tidak berhenti begitu saja. Seruan untuk memboikot Codeblu semakin berkembang di media sosial, dimulai dengan unggahan dari akun Instagram @gastronusa pada 2 Maret 2025. Mereka mengajak para pebisnis kuliner untuk menanggalkan logo Codeblu dan menempelkan poster dengan seruan boikot di tempat usaha mereka.

Seruan tersebut mencantumkan tiga poin utama yang dianggap tidak sesuai dengan etik seorang food reviewer, yaitu: mencari viewer dan engagement lewat dramatisasi, menekan bisnis kuliner untuk keuntungan pribadi, serta berperan sebagai “food consultant” atau inspektur kebersihan tanpa dasar yang jelas.

Dengan munculnya seruan boikot ini, Codeblu kini menghadapi krisis reputasi yang cukup besar. Meski telah meminta maaf, dampak dari kontroversi ini masih terus berkembang di dunia kuliner Indonesia, dengan para pelaku usaha yang kini harus mempertimbangkan dengan hati-hati apakah mereka akan melibatkan Codeblu dalam promosi atau ulasan makanan mereka.

[[