Jakarta, faktapers.id – Pada Kamis, 6 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengusaha besar Indonesia yang dikenal dengan julukan ‘9 Naga’. Pertemuan ini berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta, dan menarik perhatian publik setelah dibagikan melalui akun Instagram Sekretariat Kabinet. Postingan tersebut mendapatkan hampir 17 ribu suka dan ribuan komentar dari warganet, yang mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap pertemuan tersebut.
Di antara para pengusaha yang hadir, terlihat nama-nama besar seperti Anthony Salim, Sugianto Kusuma, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, dan Tomy Winata. Mereka dikenal sebagai tokoh-tokoh penting dalam dunia bisnis Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam sektor ekonomi negara.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo Subianto bersama para pengusaha mendiskusikan berbagai isu ekonomi penting yang berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi:
1. Program Makan Bergizi Gratis – Inisiatif untuk memastikan akses pangan bergizi bagi seluruh lapisan masyarakat.
2. Pembangunan Infrastruktur – Mempercepat pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
3. Pengembangan Industri Tekstil – Upaya untuk memperkuat sektor industri tekstil dalam negeri.
4. Swasembada Pangan dan Energi – Meningkatkan ketahanan pangan dan energi Indonesia.
5. Industrialisasi – Mendorong transformasi industri di berbagai sektor.
6. Badan Pengelola Investasi Danantara – Pembahasan mengenai lembaga yang akan mengelola investasi besar untuk pembangunan ekonomi nasional.
Menurut keterangan Sekretariat Kabinet, Presiden Prabowo memberikan apresiasi tinggi kepada para pengusaha atas dukungan mereka terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Suasana pertemuan dikatakan berlangsung dalam nuansa yang hangat dan akrab, mencerminkan hubungan yang solid antara pemerintah dan pelaku usaha.
Pertemuan ini menjadi sorotan publik, mengingat pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha dalam mengatasi tantangan ekonomi global dan mempercepat pembangunan di dalam negeri.
(*/uaa)
