Hukum & Kriminal

Menjelang Lebaran, Ormas-Ormas Minta Tunjangan Hari Raya: Warganet Sebabkan Investor Kabur!!

12
×

Menjelang Lebaran, Ormas-Ormas Minta Tunjangan Hari Raya: Warganet Sebabkan Investor Kabur!!

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi permintaan THR

Jakarta, faktapers.id – Ramadan telah memasuki minggu terakhir, dan umat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, semakin mendekati momen yang sangat dinanti, yaitu Lebaran Idul Fitri. Momen ini tidak hanya menjadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga menjadi waktu di mana tradisi saling memberi dan berbagi semakin terasa, salah satunya dengan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).

Bagi sebagian besar pekerja di sektor formal, THR adalah hal yang sudah menjadi hak dan diatur oleh undang-undang. Namun, berbeda dengan pekerja formal, pekerja di sektor informal sering kali tidak mendapatkan fasilitas ini. Akibatnya, menjelang Lebaran, berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) di Indonesia kembali melakukan praktik meminta THR kepada pengusaha, toko, pabrik, dan sektor-sektor lainnya.

Ormas-ormas Menjelang Lebaran: Permintaan THR yang Viral

Fenomena ormas yang meminta THR menjelang Lebaran ini kembali viral di media sosial, seperti yang terlihat dalam unggahan akun X @txtdrbekasi. Dalam unggahannya, terlihat amplop-amplop berisi permintaan THR dari sejumlah ormas, disertai dengan caption “Surat cinta dari masyarakat”. Unggahan ini langsung menuai banyak perhatian dan berbagai reaksi dari netizen, yang tak jarang menanggapi fenomena ini dengan rasa heran dan kekesalan.

Praktik meminta THR oleh ormas ini memang sudah menjadi kebiasaan yang berlangsung setiap tahunnya, terutama menjelang Idul Fitri. Bahkan, tak sedikit pengusaha yang mengaku merasa tertekan dengan praktik ini. Tidak jarang, perusahaan dan toko harus menanggung “pungutan” yang tidak sebanding dengan pendapatan mereka, membuat beberapa dari mereka bahkan memilih untuk menutup usaha atau hengkang dari Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa netizen yang merasa prihatin dengan fenomena ini.

Fenomena yang Tak Kunjung Selesai

Fenomena ormas yang meminta THR ini memang menjadi masalah berlarut-larut yang belum dapat diatasi dengan tuntas oleh pemerintah. Banyak yang menilai, ormas-ormas semacam ini malah terkesan “dibiarkan” dan bahkan “dipelihara”, karena tidak ada tindakan tegas yang dapat menghentikan praktik tersebut. Sejumlah netizen juga mengkritik keras ormas yang meminta uang dari pengusaha dengan cara seperti ini, menganggapnya sebagai bentuk pemalakan yang merugikan pihak lain.

Komentar-komentar bernada kritik terhadap ormas tersebut pun banyak muncul di media sosial. “Ormas-ormas gini emang ga malu ya? Masa ngasih duit buat keluarga hasil dari malak?” tulis salah seorang pengguna X dengan akun @dimsrw. Sebagian pengguna media sosial lainnya pun mengungkapkan pengalaman pribadi mereka saat memiliki usaha dan terkena “pungutan” serupa menjelang hari besar.

Dampak pada Pengusaha, Terutama yang Berskala Kecil

Bagi pengusaha, terutama yang berskala kecil dan menengah, praktik ini bisa menjadi beban tambahan yang cukup memberatkan. Salah seorang pengguna media sosial menceritakan pengalamannya, “Pernah punya toko ada yang ngasih beginian satu doang, kukira minta sumbangan, baru paham pas deket-deket Lebaran dapet hampir sebanyak di foto, lalu ku kasih 10 ribuan 1 surat ga terima, minta nambah dan itu tiap ada hari besar surat datang, dilawan malah bawa kawan.” Hal ini menunjukkan bagaimana ormas seringkali merasa berhak meminta lebih dari yang diberikan, bahkan setelah diberikan nominal yang dianggap sudah cukup.

Fenomena ini pun semakin mengganggu kenyamanan masyarakat, terutama yang bekerja di sektor usaha kecil dan menengah. Praktik-praktik semacam ini menambah kesulitan bagi mereka yang sudah berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah tantangan ekonomi yang tidak mudah.

Tanggapan dari Netizen dan Masyarakat

Netizen yang melihat posting-an tersebut pun tak tinggal diam, dengan sebagian besar menunjukkan kekesalan atas tingginya tekanan yang diberikan oleh ormas-ormas menjelang Lebaran. Banyak dari mereka yang menyarankan agar pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini. “Jika pemerintah tidak segera bertindak, ini bisa merusak ekosistem bisnis di Indonesia,” ujar salah seorang pengguna media sosial yang mengungkapkan keprihatinannya.

Fenomena permintaan THR oleh ormas-ormas menjelang Lebaran Idul Fitri ini kembali menjadi isu yang menyita perhatian publik. Selain menjadi beban bagi pengusaha, praktik ini juga menciptakan ketidakadilan, terutama bagi mereka yang tidak terlibat dalam sektor formal. Meskipun sudah menjadi tradisi, banyak yang berharap agar pemerintah dapat menanggapi masalah ini dengan serius agar praktik seperti ini tidak semakin merugikan pihak-pihak yang tidak bersalah. Menjelang Lebaran, tentu semua pihak berharap agar suasana bisa lebih kondusif dan tidak terbebani oleh praktik-praktik yang meresahkan ini.

[]