BeritaHeadlineHukum & KriminalNasional

Ketua PWI DKI Jakarta: Seharusnya Gubernur Berhentikan Jajaran Direksi Bank DKI, Bukan Hanya Direktur IT

23
×

Ketua PWI DKI Jakarta: Seharusnya Gubernur Berhentikan Jajaran Direksi Bank DKI, Bukan Hanya Direktur IT

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Pelaksana Tugas Ketua PWI DKI Jakarta, Ariandono Dijan Winardi, menyindir Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sedang memainkan peran tebar pesona untuk membungkam kegaduhan nasabah Bank DKI. Direktur IT dikorbankan, Direksi Bank DKI ‘diamankan’.

Ariandono mengatakan bahwa Gubernur DKI Pramono seharusnya memecat seluruh Direksi Bank DKI yang lalai dan tidak becus bekerja, sehingga menimbulkan kegaduhan nasabah.

“Kegaduhan akibat tidak bisa transaksi selama seminggu, apalagi saat menjelang hari raya Idulfitri, jelas merupakan kelalaian fatal Direksi Bank DKI. Rapat terbatas Gubernur DKI dan Direksi Bank DKI Selasa lalu hanya rapat tebar pesona, agar terlihat seakan-akan tegas,” ungkap Ariandono.

Ariandono pun mempertanyakan kinerja Dirut Bank DKI dan Komisaris Bank DKI yang terkesan makan gaji buta tanpa menyelesaikan kegaduhan nasabah.

“Direksi Bank DKI telah mencoreng wajah perbankan Indonesia. BUMD Pemprov DKI, perusahaan percontohan, peraih penghargaan Top Digital Corporate Brand Award 2025 yang diterima pada Minggu, 23 Maret 2025 lalu, atau enam hari sebelum terjadinya gangguan, jelas merupakan kesalahan Direksi yang tidak bisa dimaafkan,” kata Ariandono menegaskan.

Ariandono menambahkan, Direksi Bank DKI dan Komisarisnya seharusnya malu, jangan pasang wajah tak bersalah ke publik. Direktur IT seakan sengaja dikorbankan untuk melindungi petinggi Bank DKI lainnya.

“Seharusnya Direksi dan Komisaris kompak mundur, bukan diam aja saat Gubernur DKI minta Direktur IT Amirul Wicaksono dibebastugaskan,” tegasnya lagi.

Ariandono mendukung langkah Gubernur DKI agar masalah ini digiring ke Bareskrim Polri untuk proses hukum lebih lanjut, menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik terhadap Pemprov DKI Jakarta. Sebab menurutnya, perkara ini “sudah keterlaluan”.

Saat ini, sejumlah layanan Bank DKI telah kembali beroperasi secara normal. Di antaranya layanan ATM Bank DKI untuk pembayaran, pembelian, transfer sesama/antar rekening Bank DKI, dan tarik tunai menggunakan kartu ATM Bank DKI atau kartu ATM bank lain di mesin ATM Bank DKI.

Kemudian layanan-layanan JakOne Mobile Bank DKI, CMS (Cash management system) Bank DKI layanan JakOne Pay Jakarta Tourist Pass, dan EDC Bank DKI.

Namun, untuk sementara layanan transfer ke bank lain menggunakan ATM Bank DKI, JakOne Mobile Bank DKI, dan CMS (Cash Management System) Bank DKI serta layanan top-up e-wallet (Gopay, OVO, DANA, & iSaku) belum dapat digunakan. Hal ini masih dikeluhkan oleh para nasabah di media sosial mereka.

Kronologi

Berdasarkan pantauan wartawan, gangguan layanan Bank DKI terjadi mulai malam takbiran 30 Maret lalu. Sejumlah akun di media sosial X kompak mengeluhkan kendala yang menghalangi layanan transaksi perbankan di bank tersebut.

Mereka mengatakan aplikasi Bank DKI hanya bisa dipakai untuk mengecek dana, tetapi tidak bisa transfer ke bank lain atau e-wallet. Bahkan, saldo tabungan mereka sudah terpotong untuk transaksi QRIS, tapi dana yang ditransfer tidak masuk ke merchant tujuan.

Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan dana nasabah tetap aman.

“Kami memberikan jaminan kepada nasabah Bank DKI di mana pun, di cabang mana pun, bahwa dananya dijamin oleh Bank DKI. Saat ini kami sedang mendalami, terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi (IT),” ujarnya sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Selasa (8/4/2025).

Dalam rapat tersebut, Pramono memberhentikan Direktur IT PT Bank DKI, Amirul Wicaksono dari jabatannya dan menginstruksikan laporan ke Bareskrim Polri.

Tanggapan Bank DKI

Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo dalam siaran pers menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan aktivitas pemulihan sistem yang dilakukan Bank DKI sepanjang periode libur Lebaran 2025.

“Pada tanggal tersebut, sistem pengamanan internal Bank DKI secara otomatis mengaktifkan fitur pemulihan sistem keamanan, sebagai langkah proteksi untuk memastikan stabilitas layanan dan keamanan transaksi seluruh nasabah” ujar Agus dikutip dari laman resmi Bank DKI, Rabu (9/4/2025).

Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari mekanisme kontrol internal kami dalam menjaga integritas sistem perbankan secara menyeluruh. Sebagai dampak dari aktivasi fitur tersebut, terjadi pembatasan sementara pada sebagian layanan transaksi lintas jaringan (off-us), termasuk transaksi ATM melalui jaringan bank lain.

Ia juga menyampaikan bahwa sejak awal kejadian, Bank DKI langsung mengaktifkan tim teknis, operasional, dan layanan nasabah secara intensif selama 24 jam, untuk melakukan evaluasi sistem, pemulihan berjenjang, serta menjaga kelancaran layanan prioritas lainnya.

Setelah dilakukan evaluasi menyeluruh, Bank DKI memulai proses pemulihan layanan secara bertahap. Tahap pertama yang dibuka adalah layanan ATM Off-Us, yang kembali dapat digunakan sejak hari Senin, 7 April 2025.

“Kami juga membuka kanal komunikasi 24/7 melalui call center dan media sosial resmi untuk menerima aspirasi, pengaduan, maupun pertanyaan dari Masyarakat” ujar Agus. kornel