Hukum & KriminalJabodetabek

Preman dan Ormas Kuasai Parkiran di Jakbar, Kalideres, Cengkareng, dan Tambora Paling Rawan

164
×

Preman dan Ormas Kuasai Parkiran di Jakbar, Kalideres, Cengkareng, dan Tambora Paling Rawan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Meski giat razia digelar dalam Operasi Berantas Jaya 2025, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa Jakarta Barat masih menjadi surga bagi praktik parkir liar yang dikuasai preman dan ormas. Tiga wilayah paling rawan—Kalideres, Cengkareng, dan Tambora—disebut masyarakat sebagai titik-titik dominasi premanisme yang justru tak tersentuh aparat.

Ironisnya, dalam operasi yang dilaksanakan Polres Metro Jakarta Barat bersama Polda Metro Jaya, aparat justru disorot karena salah tangkap. Seorang anggota Karang Taruna di Kembangan, yang tengah membantu menjaga parkir motor karyawan mal, ikut diamankan.

“Kayaknya polisi salah tangkep. Itu anak Karang Taruna bantu jagain motor, bukan preman,” ujar salah seorang warga.

Warga menyebut kawasan CNI Kembangan justru bebas dari praktik premanisme. Sebaliknya, wilayah lain yang kerap dikeluhkan karena pungli dan aksi intimidasi seperti Mall Daan Mogot, Hari-Hari Swalayan Kalideres, Pasar JB RSUD Cengkareng, dan parkir liar depan Mall Season City Tambora justru lolos dari razia.

Sartono, warga Kalideres Permai, bahkan mengungkap fenomena ganjil: penjaga parkir liar yang mengaku-ngaku sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jakarta Barat.

“Lucu aja, ada yang ngaku wartawan, tapi malah jagain parkir liar. Bawa-bawa nama PWI segala,” katanya.

Saat dikonfirmasi, Ketua PWI Jakbar, Kornelius Naibaho, membantah keterlibatan anggotanya. Ia menduga itu hanya akal-akalan oknum yang mencatut nama organisasi.

“Anggota saya nggak ada yang jadi tukang parkir. Mungkin ‘PWI Perjuangan’ kali ya,” ujarnya sambil tertawa.

Kritik keras mengalir terhadap ketimpangan tindakan aparat. Di satu sisi, Karang Taruna yang menjalankan peran sosial ditindak. Di sisi lain, preman berkedok ormas atau mengatasnamakan profesi dibiarkan bebas.

Masyarakat mendesak Polres Metro Jakarta Barat untuk memperbaiki akurasi intelijen sebelum melakukan penindakan, agar operasi yang seharusnya menekan kriminalitas tidak malah menyasar warga yang bekerja secara jujur.

[]