Jakarta, faktapers.id — Gunungan sampah setinggi 16 lantai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang menjadi simbol nyata darurat sampah yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa persoalan ini tak bisa lagi ditangani secara konvensional.
“Jakarta menghasilkan 7.000 ton sampah per hari. Bantargebang sudah menggunung. Ini harus ditangani dengan serius, dengan pendekatan teknologi,” ujar AHY dalam MNC Forum ke-79 di iNews Tower, Kamis (15/5/2025).
Menurut AHY, teknologi daur ulang dan pengolahan limbah harus segera diadopsi, dengan melibatkan sektor swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Ia menyebut skema ini memungkinkan pembagian risiko antara pemerintah dan investor swasta, sehingga lebih menarik bagi dunia usaha.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kita butuh peran swasta untuk menghadirkan solusi, baik dari sisi pendanaan maupun teknologi,” jelasnya.
Selain itu, AHY juga menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat. Ia mencontohkan Jepang sebagai negara yang sukses mengelola sampah karena kesadaran warganya yang tinggi terhadap kebersihan dan daur ulang.
“Teknologi canggih tak akan cukup jika masyarakat tidak memiliki kesadaran. Edukasi adalah kunci,” tutupnya.
[]