Makasar, faktapers.id – Kabar duka menyelimuti kepolisian dan masyarakat Sulawesi Selatan. Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani, mantan Kapolda Sulsel yang dikenal dengan ketegarannya, telah berpulang. Berita duka ini dikonfirmasi oleh putranya, Edy Sabhara, yang kini menjabat Kapolres Pinrang, pada Selasa (20/5/2025).
Pesan Ketegaran di Tengah Badai Jabatan
Meninggalnya Jusuf Manggabarani membawa kembali ingatan akan sebuah momen penting dalam hidupnya, tepat 21 tahun silam. Pada Ahad, 2 Mei 2005, hanya 32 menit menjelang azan Magrib, Jusuf Manggabarani yang saat itu menjabat Kapolda Sulsel, menghadapi berita pencopotannya oleh Kapolri Jenderal Dai Bachtiar. Di rumah jabatannya di Jl Letnan Jenderal Mappaoddang, Makassar, suasana duka terasa.
Dengan pangkat jenderal bintang dua di pundaknya, Jusuf Manggabarani yang kala itu berusia 51 tahun, justru menunjukkan ketegaran luar biasa. “Manaa kopiiii. Kopi paling pahiiiiiiiiiittt,” ujarnya lantang, memecah keheningan.
Saat sang putra, Edy Sabhara, yang masih menjadi taruna Akpol di Semarang, menelepon sambil terisak, Jusuf memberikan pesan yang menusuk hati: “Ehhh, diam. Diam. Anak lelaki jangan nangis.” Ia melanjutkan, “Bapak baik-baik saja. Saya ini laki-laki Nak. Laki-laki itu harus tegar, Ini risiko jabatan. Risiko jadi komandan.”
Jusuf Manggabarani kemudian menyampaikan filosofi hidupnya yang menjadi inspirasi, “Dengar baik-baik Nak! Lelaki itu cuma satu kali menangis. Saat dia dilahirkan saja. Tapi saat itu, semua orang di sekelilingnya tersenyum bahagia. Ingat, setelah itu lelaki tak pernah lagi menangis. Dia hidup menjalani tanggung jawabnya dan meninggal dengan tersenyum. Saat itu, semua orang sekitarnyalah menangis. Jadilah lelaki, menangis hanya satu sekali.”
Warisan Ketegaran dan Tanggung Jawab
Kisah ketegaran ini bahkan sempat direkam oleh jurnalis Tribun yang kala itu turut hadir. “Pada waktu saya tertidur, Saya melihat hidup ini begitu indah. Tapi ketika saya terbangun, saya baru menyadari bahwa hidup ini adalah tanggung jawab,” kata Jusuf.
Jusuf Manggabarani lahir di Makassar pada 11 Februari 1953. Selama kariernya di kepolisian, ia pernah menjabat berbagai posisi strategis, di antaranya Kasat Sabhara Poltabes Makassar, Dansat Brimob Polda Sulselra, Kapolres Tegal, Komandan Korps Brimob Mabes Polri, Wakapolda Sulsel, Kapolda Nangroe Aceh Darussalam, hingga Kapolda Sulsel. Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas dan berintegritas.
Kini, sosok tegar itu telah tiada. Namun, warisan ketegaran dan rasa tanggung jawabnya akan terus dikenang, khususnya oleh keluarga dan institusi kepolisian yang ia abdikan seumur hidupnya.