Klaten, faktapers.id – Sejumlah orang tua murid mengeluhkan adanya dugaan pungutan hingga iuran berkedok infaq yang diduga dilakukan oleh sekolah di SMPN 1 Kalikotes, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dugaan pungutan uang kas kelas, uang Adiwiyata dan infaq di sekolah ini dinilai memberatkan dan bertentangan dengan semangat pendidikan gratis yang seharusnya dinikmati oleh semua siswa.
Salah satu wali murid, SMR mengungkapkan bahwa setiap tahun membayar uang kas sekolah Adiwiyata sebesar Rp12.000, kemudian untuk kas kelas setiap bulan senilai Rp5.000.
“Selain itu, setiap hari Jumat siswa dimintai uang infaq sukarela. Hal ini sangat memberatkan orang tua murid dimasa ekonomi saat ini yang semakin sulit,” jelas SMR, Selasa (27/5/2025).
Hal senada diungkapkan oleh HR, orang tua siswa kelas 8 ini menambahkan, meskipun awalnya disebut sebagai sumbangan sukarela dalam prakteknya nominal yang harus dibayarkan sudah diarahkan dan dibagi rata.
“Banyak orang tua merasa keberatan, tapi mereka terpaksa tetap membayar karena khawatir anak mereka mendapat perlakuan berbeda di sekolah,” ujar HR, sehari-hari sebagai pedagang angkringan ini.
Menurut HR, dugaan pungutan sekolah ini telah berlangsung setiap tahun. Sedangkan teknis pungutan dikumpulkan oleh bendahara sekolah dan diserahkan ke guru wali kelas.
“Semua siswa dari kelas 7 sampai 9 ditarik uang Adiwiyata. Untuk uang kas kelas paling kecil dari Rp5000 hingga Rp15.000 karena beda kelas beda nominal,” ungkapnya.
Para orang tua siswa mempertanyakan legalitas pungutan ini. Berdasarkan informasi yang mereka peroleh, sekolah negeri seharusnya tidak boleh melakukan pungutan dalam bentuk apapun.
“Kami memohon kepada pemerintah agar memperhatikan suara kami, karena kondisi ekonomi yang semakin sulit. Kami takut jika tidak mengikuti aturan ini, anak kami terkena dampaknya,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Guritno, menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan pengecekan dan mengklarifikasi ke SMPN 1 Kalikotes.
“Kami akan mengkonfirmasi dan mengecek sekolah untuk minta keterangan. Besok pagi langsung ke sekolah supaya secepatnya bisa dikoordinasikan kebenaran pungutan itu,” tegasnya.
(Madi)