JawaPendidikan

Kepsek SMPN 1 Kalikotes Berikan Klarifikasi Curhatan Orang Tua Murid terkait Pungutan Sekolah

52
×

Kepsek SMPN 1 Kalikotes Berikan Klarifikasi Curhatan Orang Tua Murid terkait Pungutan Sekolah

Sebarkan artikel ini
Kepala Sekolah SMPN 1 Kalikotes, Anik Ariastuti memberikan tanggapan terkait curhatan orang tua murid di media. Konteks yang diributkan yaitu dana Kas Kelas, Adiwiyata dan infaq di sekolahnya.

Klaten, faktapers.id – Kepala Sekolah SMPN 1 Kalikotes, Anik Ariastuti memberikan tanggapan terkait curhatan orang tua murid di media. Konteks yang diributkan yaitu dana Kas Kelas, Adiwiyata dan infaq di sekolahnya.

Anik menyanggah isu miring yang menyeret dirinya dalam pemberitaan itu. Pihaknya dengan tegas dan menyatakan kalau isu-isu curhatan itu tidaklah semua benar serta bersifat sepihak.

“Isu curhatan di media itu tidak semuanya benar. Maka saya mengklarifikasi agar supaya tidak terjadi kesalahpahaman,” ujar Anik, dalam konferensi pers, diruang kerjanya, pada Rabu (28/5/2025).

Untuk itu, Anik menghadirkan para pengurus paguyuban untuk menjadi saksi dalam klarifikasi ini. Karena mereka mengetahui semua kegiatan seperti infaq langsung disalurkan ke Masjid buat beli roti setiap hari Jumat.

Selain itu, dana infaq ini oleh pengurus paguyuban juga digunakan untuk pembangunan Masjid. Menurut Anik, dalam proses pembangunan Masjid hingga saat ini masih mempunyai kekurang dana Rp8 juta.

“Kalau dana Adiwiyata itu kontribusi semua kelas. Bukan hanya dari siswa saja, tetapi para guru juga ikut memberikan sumbangan. Semua guyup rukun memajukan sekolah dengan apa yang bisa diberikan,” terangnya.

Sedangkan Dana Kas Kelas, lanjut dia, penggunaannya yaitu untuk kebutuhan kelas itu sendiri semisal beli sapu dan lainnya. Pengelolaannya tetap bendahara siswa yang dititipkan ke wali kelas, karena takut uang itu hilang.

Penggalangan dana Kas Kelas dilakukan oleh siswa atas kesepakatan dan musyawarah. Maka dari itu, setiap kelas mempunyai kesepakatan masing-masing sehingga hasil dana yang dikumpulkan jumlahnya pun juga berbeda.

“Saya tegaskan guru wali kelas tidak pernah mengelola uang itu. Semua dibelanjakan oleh bendahara siswa. Karena dulu pernah uang yang dibawa siswa itu hilang, maka inisiatif titip ke guru wali kelas. Bukan di setorkan,” tandasnya.

Dengan tegas, Anik menyatakan, pihak sekolah tidak pernah meraup keuntungan, terlebih masuk ke kantong pribadi dari uang yang digalang oleh siswa. Semua keuangan itu untuk kebutuhan kegiatan siswa itu sendiri.

(Madi)