JawaLingkungan

Posko Kencana Gantiwarno Diresmikan: Klaten Kembangkan Mitigasi Bencana Berbasis Kecamatan

243
×

Posko Kencana Gantiwarno Diresmikan: Klaten Kembangkan Mitigasi Bencana Berbasis Kecamatan

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten meresmikan Posko Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) pertama di wilayah Kecamatan Gantiwarno, bertempat di Pendopo Kecamatan setempat, pada Senin (23/6/2025).

Inisiatif ini menjadi tonggak awal dari rencana strategis pembentukan 26 posko serupa di seluruh kecamatan di Kabupaten Klaten, sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam.

Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, yang hadir langsung dalam peresmian menyampaikan bahwa Gantiwarno dipilih sebagai lokasi pertama karena merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di Klaten.

“Di sini ada potensi gempa dan longsor yang tinggi, bahkan pergeseran lempeng saat gempa besar tahun 2006 masih menjadi ancaman nyata. Maka dari itu, kami awali pencanangan Posko Kencana dari sini,” ujarnya.

Kecamatan Gantiwarno memang termasuk dalam wilayah yang masuk dalam sistem informasi rawan bencana (Sisaropa) terutama untuk gempa bumi. Selain itu, daerah di perbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul juga rentan terhadap banjir dan tanah longsor.

Camat Gantiwarno, Veronica Retno Setyaningsih, menjelaskan bahwa pembentukan Posko Kencana ini diiringi dengan pelatihan intensif bagi relawan dari 16 desa di wilayahnya.

“Hari ini ada dua agenda besar. Pertama pembentukan dan peresmian Posko Kencana oleh Bupati, kedua latihan kesiapsiagaan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang diikuti 40 peserta dari 16 desa,” jelasnya.

Latihan TRC ini akan dilanjutkan dengan pelatihan Medical First Responder (MFR) selama tiga hari ke depan bersama tim Badan SAR Nasional (Basarnas). Peserta akan mendapatkan sertifikat resmi sebagai bekal dalam penanganan darurat.

“Tujuannya agar relawan tidak hanya bisa menolong orang lain, tapi juga bisa menyelamatkan dirinya sendiri di saat krisis,” tambah Veronica.

Menurutnya, kuota pelatihan disesuaikan dengan tingkat kerawanan. “Untuk desa yang memiliki potensi bencana lebih besar, kami beri jatah tiga orang, sedangkan lainnya dua orang,” imbuhnya.

Posko Kencana sendiri dilengkapi dengan berbagai perlengkapan penanggulangan bencana seperti chainsaw (senso), tali tambang, tangga, hingga alat pelindung diri (APD) berupa helm, sepatu boot, jas hujan, rompi, dan tandu. Selain itu, telah disiapkan juga alat komunikasi berupa radio HT untuk mengantisipasi jika jaringan seluler terganggu saat bencana.

Veronica menambahkan, posko ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat tanggap darurat, tetapi juga sebagai wadah koordinasi bulanan para relawan. “Kami dorong agar mitigasi bencana dilakukan secara berkelanjutan dan terkoordinasi dengan baik. Mitigasi bukan hanya soal reaksi, tapi soal kesiapan dan sinergi,” katanya.

Langkah Pemerintah Kabupaten Klaten ini dinilai sebagai pendekatan progresif dalam membangun sistem mitigasi bencana berbasis komunitas. Dengan membekali desa-desa akan keterampilan tanggap darurat dan membangun struktur koordinasi dari tingkat kecamatan, diharapkan risiko bencana dapat ditekan dan korban jiwa dapat diminimalisir.

Pembangunan Posko Kencana di seluruh kecamatan ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan. Pemerintah daerah berharap sinergi antarlembaga, relawan, dan masyarakat terus terjaga dalam menjaga keselamatan dan ketahanan wilayah dari berbagai potensi bencana alam.

(Madi)