Ekonomi BisnisJabodetabek

Tahun 2024, TPK Koja Bukukan Pendapatan Rp 1.82 Triliun

131
×

Tahun 2024, TPK Koja Bukukan Pendapatan Rp 1.82 Triliun

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Ditengah persaingan yang makin ketat dan kondisi geopolitik dunia yang tidak menentu dan tarif resiprokal, TPK Koja bukukan pendapatan Rp 1, 82 Triliun.

Ali Mulyono General Manager Terminal Peti Kemas Koja pada acara Town Hall Meeting sesi 1 dengan tema: Bekerja dengan Akhlak , Berkarya dengan Hasil Nyata, yang dihadiri 180 orang pegawai TPK Koja di Jakarta, Selasa, 22/7/2025 mengatakan pertumbuhan troughput TPK Koja tahun 2024 tercatat 1.034.711 TEUs, pertumbuhan pendapatan Rp 1,82 Triliun, peningkatan laba bersih Rp 377,33 miliar.

Acara yang digagas manajemen TPK Koja ini akan dilakukan 2 sesi yakni 22/7 dan 28/7/2025 dengan tujuan untuk membangun budaya kerja yang kondusif serta memberi ruang pada pegawai untuk memberi masukan dan aspirasi bagi pihak manajemen untuk tahun 2025.

Menurut Ali M, sekalipun tahun 2024
TPK Koja mampu tembus capaian throughput di angka 1.034 juta, jangan cepat berpuas diri. “Bagi TPK Koja pantang mencapai produksi dibawah angka 1juta TEUs,” kata Ali.

Ali Mulyono mengajak semua pegawai untuk terus bekerja keras untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

“Sejumlah peluang dan tantangan harus di hadapi diantaranya : capaian pendapatan yang saat ini Koja sudah pada posisi kapasitas maksimum, namun biaya terus meningkat. Adanya pembangunan NPCT-2 atau Patimban , kondisi geopolitik , tarif resiprokal dan konflik antar negara (global), kemudian iklim bisnis yang berubah, viralisasi ketidakpuasan customer melalui medsos,” kata Ali.

Dijelaskannya, kondisi kapasitas TPK Koja sudah mendekati posisi maksimal dan peralatannya pun sudah tua. Namun peluang masih terbuka lebar yaitu dengan mengembangkan budaya inovasi dengan meningkatkan kapasitas personal dan senantiasa berdoa.
“Kita harus menjaga hubungan yang harmonis di lingkungan kerja dan meningkatkan rasa syukur atas capaian yang di peroleh,” tegasnya.

Irma Suryani Chaniago, anggota DPR RI Komisi IX, yang hadir sebagai pembicara external mengatakan, saat ini kesejahteraan pegawai TPK Koja sudah sangat baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya. “Untuk itu agar pegawai dan Manajemen menjaga perusahaan. Kalau ada masalah agar di selesaikan dalam perusahaan. Serikat Pekerja jangan ikut berpolitik praktis,” kata Irma.
Diharapakan, agar Pelabuhan sebagai pintu gerbang ekonomi harus betul2 di jaga agar senantiasa kondusif.

Usman Saroni Ketua Dewas TPK Koja mengajak seluruh karyawan agar fokus memikirkan kerukunan dan kesejahteraan. “Hukum itu panjang dan melelahkan. Jadi semua persoalan tak perlu lewat jalur hukum. Mari di selesaikan secara internal. Tak perlu ribut ribut soal hukum, tapi fokuslah untuk meningkatkan kesejahteraan, ” ungkap Usman Saroni.

Try Junaedi, DGM Keuangan dan Manajemen Resiko menyampaikan, bahwa tahun 2024 kinerja operasional tumbuh sebesar 1.034.711 TEUs. Naik 9,03 % di atas RKA dan meningkat 7,10 % yoy. Kenaikan ini terjadi karena adanya kapal adhoc dari JICT sebanyak 80 call atau 211.088 TEUs. Jika di bandingkan dengan kinerja tahun 2023 kapal adhoc hanya 48 call dengan throughput 91.384 TEUs.

Pendapatan usaha bersih tahun 2024 (unaudited) tercatat Rp 1,82 Triliun. Yakni 9,56% di atas RKA tahun 2024 sebesar Rp 1,66 Triliun. Hal ini sesuai dengan naiknya throughput petikemas tahun 2024. Jika dibandingkan Denga avg kurs tahun 2023, Rp 15.217 dan kurs RKA tahun 2024 sebesar Rp 15.341 terdapat kenaikan avg realisasi kurs sepanjang 2024.

Laba bersih tahun 2024 tercatat Rp 377,33 miliar. Sebesar 65,11% di atas RKA tahun 2024. Kenaikan laba ini atas pendapatan operasi kapal yang terealisasi 10,63% di atas RKA. Realisasi beban usaha secara keseluruhan 0,07% dibawah RKA, hal ini terjadi karena belum terealisirnya GHD yang direncanakan untuk 25borang. Sedangkan yang terealisir tercatat 8 orang. Adanya penurunan KSMU, terutama biaya sewa alat, upah buruh dan operator.

Menurut Try, peingkatan laba bersih unaudited tahun 2024 sebesar 65,11% diatas RKA terjadi karena beberapa faktor seperti peningkatan kurs, rendahnya realisasi U serta KSMU serta rendahnya realisasi GHS namun juga terdapat beberapa beban usaha yang tidak teraccrue sepanjang 2024 sehingga beban tersebut teralihkan pada tahun 2025.

Nuryono Arif Arif, DGM Operasi menjelaskan, terjadi lonjakan peningkatan throughput petikemas 2024 yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Namun ada beberapa hal yang perlu di evaluasi atas peningkatan tersebut. Karena berdasarkan YoY dan dibandingkan dengan RKA terjadi penurunan throughput yang berasal dari regular service serta terdapat hilangnya ICN Service yang pindah ke NPCT1,” ungkap Nuryono Arif.
Menurut Arif, telah ada pertambahan kapal adhoc dari 49 call tahun 2023 menjadi 80 call 2024. Dengan ukuran kapal yang lebih besar dari JICT. “TPK Koja telah membuktikan bahwa mampu melayaninya dengan baik,” kata Nuryono.

Tentang potensi pengembangan Koja ke depan kata dia, peluang masih terbuka lebar.
Sementara ancaman dari luar banyak. Diantaranya akan hadir NPCT2 bulan Agustus akan di tenderkan.
Sampe bln Juni capaian masih dibawah RKA.

DGM SDM & Administrasi Wiluyo Karyoto menjelaskan tentang program kerja penugasan, program Golden Shake, Restrukturisasi Organisasi, Layanan Kesehatan dan Perselisihan Hubungan Industrial.
Khusus, program Penugasan Pekerja, pegawai Koja sudah terbuka peluang bisa berkarir di holding Pelindo.
Masalah yg perlu di sikapi 10 tahun ke depan 298 pekerja akan pensiun.
“Kami akan fasilitasi pegawai
Untuk berkarya di grup usaha Pelindo, yang penting mampu dan cerdas,” kata Wiluyo.
Target tahun 2027 – 2029 akan 2 Deputy General Manager
Menurut Waluyo, terkait kebugaran pegwa, karena usia pegawai sudah yang tidak muda lagi maka
ke depan akan diadakan dokter perusahaan di Koja. Agar pegawai dapat konsultasi tentang keluhan kesehatan yang dialami pegawai.

Dalam hubungan industrial, Wiluyo mengatakan jika ada masalah jangan di bawa keluar. “Sebaiknya diselesaikan di internal saja,” tegas Wiluyo.

DGM Komersial Amanda Maulina yang berhalangan hadir namun menyajikan oaparan Forward Looking – Analisa Trade War 2.0, disampaikan bahwa sebelum Trump’s Tariff diberlakukan, TPK Koja telah turut merasakan adanya pelemahan perekonomian. Hal ini kelihatan dengan realisasi arus petikemas hingga April 2025 berada di bawah RKA maupun YoY. ” Penurunan ini terlihat signifikan khususnya pada service KTX3 dan service TI2, yang ke duanya berkontribusi diatas 50% throughput TPK Koja,” papar Amanda Maulina.

Sementara update kinerja keuangan sampai dengan Juni 2025 tercatat adanya peningkatan throughput pada Mei dan Juni. Hal ini mengurangi tekanan capaian laba bersih perusahaan sampai bulan April 2025. Capaian perusahaan masih dibawah RKA sebesar 40,48%. Sedangkan untuk periode sampai bulan Juni 2025 telah dibukukan sebesar Rp 184,52 miliar atau 1,56 d atas RKA dan 7,58% di atas capaian s.d bulan Juni 2024.
Arus Petikema tercatat sebesar 490.497 TEUs, pendapatan bersih sebesar Rp 886, 92 miliar. Beban usaha Rp 539,69 miliar dan Laba bersih Rp 184,52 miliar.

(Han)