Klaten, faktapers.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggenjot upaya pengendalian inflasi melalui program subsidi pangan murah. Kali ini, giliran warga Kabupaten Klaten yang merasakan manfaatnya.
Sebanyak 10 ton beras dan minyak goreng bersubsidi disalurkan di dua lokasi, yakni Desa Majegan, Kecamatan Tulung, dan Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, pada Senin (4/8/2025).
Program ini merupakan kolaborasi antara Pemprov Jateng, Pemkab Klaten, serta Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, yang menggandeng PT Jateng Tani Pangan Indonesia (JTAPI) sebagai mitra distribusi.
“Beras disubsidi Rp2.000 per kilogram. Jadi, untuk satu kemasan 5 kg, warga mendapatkan potongan harga Rp10.000. Kalau beli dua, subsidi bisa tembus Rp20.000,” ungkap Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, saat meninjau kegiatan distribusi.
Ia menekankan pentingnya subsidi ini di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok. Saat ini, harga beras medium di pasar Klaten sudah mencapai Rp13.200/kg, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional sebesar Rp12.500/kg. Sementara, minyak goreng menyentuh Rp17.000/liter.
“Intervensi dilakukan di titik-titik yang bukan sentra produksi beras, karena wilayah-wilayah ini paling terdampak fluktuasi harga dan tergantung pasokan dari luar,” jelas Hamenang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng, Dyah Lukisari, menambahkan bahwa program ini menyasar wilayah dengan lonjakan harga lebih dari 5% di atas HET, berdasarkan pemantauan mingguan.
“Penyaluran ini bukan berdasarkan permintaan, tapi data real-time harga. Kalau harga tembus batas, kami segera bergerak,” ujar Dyah.
Sejak diluncurkan pada awal Juli 2025, program subsidi pangan murah sudah menjangkau 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Targetnya, seluruh 35 daerah di provinsi ini akan menerima subsidi secara bergilir, tergantung dinamika harga.
Lebih dari sekadar bantuan sosial, program ini adalah bagian dari strategi makro dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.
“Inflasi ideal kami jaga di kisaran 2,5% ±1%. Kalau tak dikendalikan, bisa melonjak hingga 4% dan mengganggu ekonomi rakyat,” tegas Dyah.
Sebagai informasi, beberapa wilayah dengan lonjakan harga tertinggi saat ini berada di Wonosobo dan Banjarnegara, di mana harga beras medium bahkan menembus Rp14.000–Rp15.000/kg.
Melalui intervensi semacam ini, Pemprov Jateng berharap bisa menjaga keseimbangan antara harga yang terjangkau bagi masyarakat dan keuntungan yang wajar bagi petani.
(Laporan: Madi)