JawaKesehatan

Temuan Mengejutkan! Cek Kesehatan Pelajar Ungkap Ancaman Serius Kesehatan Fisik dan Mental Remaja

204
×

Temuan Mengejutkan! Cek Kesehatan Pelajar Ungkap Ancaman Serius Kesehatan Fisik dan Mental Remaja

Sebarkan artikel ini
Wakil Menteri Pendidikan bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, yang turun langsung memantau pelaksanaan program di Klaten, Jawa Tengah, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi kesehatan pelajar yang ditemukan di lapangan.

Klaten, faktapers.id – Pemeriksaan kesehatan gratis bagi pelajar yang merupakan bagian dari program prioritas Presiden RI menemukan sejumlah temuan serius yang mengancam masa depan generasi muda Indonesia. Wakil Menteri Pendidikan bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, yang turun langsung memantau pelaksanaan program di Klaten, Jawa Tengah, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi kesehatan pelajar yang ditemukan di lapangan.

“Ini bukan sekadar pemeriksaan rutin, ini alarm bagi kita semua,” tegas Fajar saat mendampingi pelaksanaan program di SMP Negeri 3 Klaten. Ia menyebutkan bahwa dari temuan awal, sejumlah pelajar terdeteksi mengalami penyakit yang lazimnya menyerang orang dewasa, seperti obesitas, anemia, gangguan penglihatan, dan bahkan gangguan mental.

Fajar menekankan pentingnya laporan teknis dari hasil pemeriksaan ini untuk segera disampaikan kepada kepala sekolah dan orang tua siswa. “Jika perlu, setiap sekolah membentuk klaster penyakit sebagai indikasi merah. Anak-anak yang menunjukkan gejala harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat. Jangan sampai kita abai, karena lima hingga sepuluh tahun ke depan mereka bisa mengalami masalah kesehatan yang lebih berat,” paparnya.

Masalah terbesar yang terungkap adalah gangguan mata akibat penggunaan gawai secara berlebihan serta konsumsi makanan tinggi gula dan pewarna. Selain itu, survei yang dibagikan menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak usia 10-17 tahun mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan kesepian, dan 1 dari 20 anak bahkan menunjukkan kecenderungan untuk bunuh diri.

“Ini bukan hanya soal fisik. Masalah mental mengganggu pertumbuhan emosional anak. Kalau dibiarkan, mereka tidak bisa berkembang secara maksimal, baik secara intelektual maupun sosial,” kata Fajar, disela kegiatan, Selasa (5/8/2025).

Ia menyebut pentingnya intervensi bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat demi menciptakan ekosistem yang sehat untuk pertumbuhan anak-anak. Sebagai bentuk intervensi, Kemendikbudristek mengampanyekan Gerakan Jujur dan Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, termasuk kegiatan fisik seperti Senam Anak Indonesia Hebat.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 3 Klaten, Purwanto, menyampaikan apresiasi atas program ini. Ia menyebut hasil pemeriksaan menjadi gambaran penting dalam merancang mitigasi dan kebijakan pendidikan yang lebih responsif terhadap kondisi kesehatan remaja.

“Ini menjadi warning bagi kami. Terutama soal gangguan mata, obesitas, dan gigi yang muncul karena kurangnya kesadaran siswa terhadap kesehatan. Bahkan kami menyadari, ada andil dari kegagalan pola asuh di rumah yang juga perlu diperbaiki,” ungkap Purwanto.

Ia juga memastikan bahwa pihak sekolah akan segera menindaklanjuti hasil pemeriksaan dengan melibatkan wali murid, agar anak-anak yang terindikasi mengalami masalah kesehatan bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Program ini bukan hanya menjadi simbol bahwa agenda kesehatan Presiden sudah menyentuh akar rumput, tetapi juga menjadi tonggak penting bagi dunia pendidikan dalam menyelamatkan generasi masa depan.

(Madi)