Hukum & Kriminal

Diduga Janjikan Masuk AKPOL, Pria di Malang Tipu Keluarga Korban Hingga Rp1,1 Miliar

143
×

Diduga Janjikan Masuk AKPOL, Pria di Malang Tipu Keluarga Korban Hingga Rp1,1 Miliar

Sebarkan artikel ini
Pelaku (berkumis)

Jakarta, faktapers — Seorang pria bernama Agus Setyo Wahyudi diduga melakukan penipuan bermodus menjanjikan kelulusan penerimaan Akademi Kepolisian (AKPOL) kepada seorang calon taruna. Korban, Jhoni Sulaeman mengaku mengalami kerugian lebih dari Rp1,1 miliar dalam proses yang berlangsung sejak beberapa bulan lalu.

Modus yang digunakan pelaku adalah dengan menawarkan bantuan masuk AKPOL melalui jalur “khusus” dengan iming-iming kedekatan dengan petinggi Polri. Setelah uang diserahkan, pelaku menghilang dan tidak bisa lagi dihubungi. Laporan resmi telah dilayangkan ke Polres Batu, namun hingga saat ini korban belum mendapat kepastian pengembalian dana.

Dijanjikan Lulus Masuk AKPOL, Uang Raib

Menurut penuturan Jhoni Sulaeman, kasus ini bermula ketika ia dikenalkan kepada Agus Setyo Wahyudi oleh seseorang yang mengaku memiliki koneksi dengan kalangan jenderal. Pelaku meyakinkannya bahwa ia bisa membantu keponakannya untuk lulus seleksi masuk AKPOL dengan sistem “pasti diterima”. Korban yang percaya, lalu menyerahkan uang secara bertahap hingga mencapai Rp1,1 miliar.

“Katanya kalau tidak lolos, uang akan dikembalikan. Tapi kenyataannya, setelah uang ditransfer, seminggu kemudian keponakan saya tidak lolos tes. Dan sejak itu, Agus langsung menghilang,” ujar Jhoni kepada awak media di Jakarta,Kamis, 7 Agustus 2025.

Penyerahan Uang di Rumah Pelaku

Menurutnya penyerahan dana dilakukan secara langsung di rumah pelaku yang berlokasi di dekat Jalan Tol Desari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Beberapa kali pertemuan sempat dilakukan di rumah tersebut sebelum pelaku mulai sulit ditemui.

“Empat kali transfer sudah kami lakukan. Totalnya Rp1,1 miliar. Setelah keponakan saya gugur, saya minta uang dikembalikan, tapi dia malah kabur. Kontak tidak aktif, rumah kosong,” tandas Jhoni Sulaeman.

Bukti Kuat: Somasi dan SP2HP Sudah Diterbitkan

Sebelum membuat laporan resmi, pihak korban telah melayangkan tiga kali somasi ke alamat rumah pelaku, bahkan sempat menemui istri pertama dan kedua pelaku. Namun semuanya berujung buntu.

Setelah laporan dibuat di Polres Batu, pihak kepolisian mengeluarkan SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan) dan telah mengeluarkan panggilan ketiga terhadap pelaku. Namun hingga saat ini, pelaku belum juga memenuhi panggilan tersebut.

Pelaku Diduga Gunakan Foto dan Nama Jenderal untuk Meyakinkan Korban

Salah satu alasan korban percaya pada Agus Setyo Wahyudi,  karena pelaku menunjukkan beberapa foto dirinya bersama pejabat tinggi Polri, termasuk yang berpangkat kombes dan jenderal. Ia juga sempat mengaku sebagai bagian dari keluarga besar seorang jenderal polisi.

“Waktu itu kami percaya karena dia bilang dari keluarga jenderal. Ternyata setelah kami telusuri, semua itu bohong,” tandas korban.

Keponakan Korban Sudah Jalani Sejumlah Tahapan Tes

Sementara itu, keponakan korban—yang menjadi calon taruna AKPOL—sudah mengikuti sejumlah tahapan seleksi resmi, termasuk tes kesehatan, psikologi, dan akademik. Namun, hanya dalam waktu seminggu setelah uang diserahkan, ia dinyatakan gugur, yang menimbulkan kecurigaan besar dari pihak keluarga.

Pelaku Menghilang, Keluarga Hanya Ingin Uang Kembali

Sejak kejadian, pelaku tidak bisa dihubungi. Bahkan menurut informasi dari tetangga dan keluarga, pelaku sudah tidak terlihat lagi di rumah. Istri pelaku bahkan sempat memberi keterangan berbeda-beda, menyatakan bahwa suaminya sedang “di luar kota”, namun tidak jelas keberadaannya.

“Kami sudah ke rumahnya tiga kali. Istri pertama bilang tidak tahu, istri kedua juga. Nomornya tidak aktif. Kami hanya ingin uang kembali, tidak minta apa-apa lagi,” jelas Johnny.

Bukti transfer uang

Tuntutan Keluarga: Hanya Minta Keadilan

Korban dan keluarga menegaskan bahwa mereka tidak mencari keributan, melainkan hanya ingin keadilan ditegakkan dan uang mereka dikembalikan. Mereka berharap pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku dan menindak secara hukum.

“Kami hanya ingin uang kami dikembalikan. Itu saja. Kami tidak ingin ada korban berikutnya. Kasus ini bisa jadi pelajaran buat masyarakat agar tidak mudah tergiur janji-janji jalur khusus masuk institusi seperti AKPOL,” pungkas Johnny.

(Tim)