Klaten, faktapers.id – Warga Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit leptospirosis. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari kencing maupun kotoran tikus ini telah menelan korban jiwa satu orang warga Cawas.
Gerakan pencegahan leptospirosis sendiri sudah dicanangkan sejak beberapa waktu lalu. Setelah dimulai dari Trucuk, kegiatan ini kini berlanjut di wilayah Cawas sebagai bagian dari langkah bersama mencegah penyebaran penyakit berbahaya tersebut.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kadarwati, menegaskan bahwa leptospirosis bukan penyakit biasa. Gejalanya bisa menimbulkan kerusakan serius pada organ tubuh, seperti ginjal, hingga menyebabkan mata menguning dan berujung pada cuci darah.
“Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa penyakit ini bisa berakhir fatal. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan pemeriksaan darah agar bisa dicegah sebelum terlambat,” ujarnya.
Selain gerakan antisipasi leptospirosis, kegiatan ini juga mengedukasi warga mengenai pengelolaan sampah rumah tangga, khususnya sampah plastik. Hal ini penting agar kebersihan lingkungan tetap terjaga dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya tikus.
Camat Cawas, Joko Purwanto, membenarkan adanya kasus kematian akibat leptospirosis di wilayahnya. Ia menekankan perlunya peran serta masyarakat, mulai dari kepala desa hingga RT dan RW, untuk terus mensosialisasikan bahaya penyakit ini.
“Kita menggandeng Puskesmas agar warga lebih waspada. Penyakit yang ditularkan melalui air kencing tikus ini sangat berbahaya, dan terbukti sudah memakan korban di Cawas,” tegasnya.
Dengan kondisi musim yang mendukung perkembangbiakan tikus, warga diimbau meningkatkan kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan air tercemar, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala demam, mata kuning, atau keluhan lain yang mencurigakan.
(Reporter : Ani Sumadi)