JawaSeni Budaya

Bersih Dusun di Dukuh Wiro, Bentuk Wujud Syukur dan Tradisi yang Terjaga

339
×

Bersih Dusun di Dukuh Wiro, Bentuk Wujud Syukur dan Tradisi yang Terjaga

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Warga Dukuh Wiro, Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten menggelar acara Shodaqohan dalam rangka memperingati tradisi bersih dusun yang dilaksanakan setiap setahun sekali. Acara yang penuh makna ini dimulai sejak Kamis kemarin dengan rangkaian kegiatan budaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Sridaryanto, sebagai perwakilan panitia acara, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ekspresi rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil bumi yang melimpah serta rezeki yang diterima dari berbagai pekerjaan. “Tujuan utama dari acara ini adalah untuk mengucapkan terima kasih dan syukur atas hasil panen yang melimpah serta rezeki dari pekerjaan kami, baik itu sebagai petani maupun pekerja lainnya,” ungkapnya, Sabtu (30/8/2025).

Sebagai bagian dari rangkaian acara, malam ini akan digelar pementasan wayang kulit oleh Ki Jalu Pandoyo yang merupakan pilihan budaya tradisional masyarakat setempat. “Wayang kulit adalah salah satu acara yang paling dinantikan, dan tahun ini kami memilih Ki Jalu karena ia adalah sosok yang memiliki kedekatan dengan masyarakat di sini,” tambahnya.

Selain itu, pada siang hari ini, warga melaksanakan ritual shodaqohan, yakni pemberian sedekah berupa hasil bumi dari warga Dukuh Wiro. yaitu Ingkung kambing kendit, sebagai makanan utama dalam acara ini, disertai dengan beberapa jodang berjumlah 11, yang menjadi simbol rasa syukur atas hasil pertanian yang melimpah. Makanan-makanan tersebut dibagikan kepada warga dan pengunjung dengan harapan agar acara berjalan lancar dan penuh berkah.

Acara ini juga memiliki makna mendalam bagi sejarah masyarakat Dukuh Wiro. “Kami mengambil waktu bertepatan dengan hari kelahiran Ki Demang Karyo, seorang tokoh spiritual dan pemerintahan yang sangat dihormati di sini. Setiap panen raya, kami selalu mengadakan acara syukuran untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini,” ujar Sridaryanto.

Dari sisi budaya, acara ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan kembali kearifan lokal dan menjaga tradisi agar tetap hidup dalam masyarakat. Pementasan wayang kulit yang sangat jarang diadakan kini menjadi bagian penting dari budaya yang patut dilestarikan. Selain itu, acara ini juga mengingatkan akan pentingnya berbagi dan sedekah dalam menjaga kesejahteraan bersama.

Sridaryanto berharap, dengan terlaksananya acara ini, seluruh warga Dukuh Wiro dapat merasakan kebahagiaan dan mendapat berkah dari Allah. “Kami berharap agar seluruh makanan yang disedekahkan hari ini habis, artinya bahwa apa yang kami lakukan diterima dengan baik oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan memberi manfaat bagi semua,” tutupnya.

Acara bersih dusun ini tidak hanya menjadi simbol syukur atas hasil bumi, namun juga memperkuat rasa kebersamaan dan kekeluargaan antarwarga, serta mempererat hubungan dengan budaya yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Dukuh Wiro.

(Reporter : Ani Sumadi)