JabodetabekHukum & KriminalPendidikan

Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk, Puluhan Siswa Terluka, Dugaan Pembangunan Asal asalan  Desakan Investigasi Muncul

49
×

Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk, Puluhan Siswa Terluka, Dugaan Pembangunan Asal asalan  Desakan Investigasi Muncul

Sebarkan artikel ini

Bogor,  faktapers.id – Suasana belajar di SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, berubah mencekam pada Rabu (9/9/2025) siang. Atap salah satu ruang kelas tiba-tiba ambruk saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Puluhan siswa yang tengah berada di dalam ruangan seketika tertimpa material bangunan, sebagian mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Peristiwa mendadak ini menimbulkan kepanikan di kalangan orang tua murid. Banyak dari mereka berbondong-bondong mendatangi sekolah, khawatir akan kondisi anak-anaknya. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan sterilisasi area bangunan yang terdampak.

Camat Cileungsi, Adi Herdriyana, yang langsung meninjau lokasi, menyampaikan rasa prihatin mendalam atas kejadian tersebut. Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kondisi fisik bangunan sekolah agar insiden serupa tidak terulang.

Namun, di balik duka tersebut, muncul dugaan serius mengenai kualitas pembangunan gedung sekolah. Ketua LSM Peduli Rakyat Bogor (PRB), Johan Pakpahan, SH, menyoroti lemahnya pengawasan dalam proyek pembangunan ruang kelas tersebut. Ia menduga konstruksi tidak dikerjakan sesuai spesifikasi dan standar keamanan.

“Ini bukan sekadar musibah, tetapi ada indikasi kelalaian dalam proses pembangunan. Harus ada pertanggungjawaban. Kami mendesak aparat penegak hukum, baik Polres Bogor maupun Kejari Kabupaten Bogor, untuk melakukan penyelidikan terbuka,” ujar Johan.

Johan juga memastikan pihaknya akan mengawal kasus ini hingga ke tingkat Polda Jawa Barat dan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat. Menurutnya, langkah hukum yang tegas sangat penting untuk memastikan keselamatan siswa sekaligus mencegah adanya praktik asal-asalan dalam pembangunan fasilitas pendidikan.

Hingga kini, pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi terkait kronologi maupun kondisi terkini para korban. Sementara itu, sejumlah ruang kelas di sekitar lokasi kejadian untuk sementara dikosongkan guna memastikan keamanan siswa dan guru.

Tragedi ini menambah daftar panjang kasus ambruknya bangunan sekolah di Jawa Barat. Publik pun kini menanti langkah cepat dari pemerintah daerah dan aparat hukum untuk menuntaskan penyelidikan serta memastikan adanya perbaikan nyata dalam tata kelola pembangunan sarana pendidikan.

(Als)