JawaSeni Budaya

Wayang Orang Hidupkan Semangat Budaya di Krajan, Sampaikan Pesan Damai untuk Generasi Muda

414
×

Wayang Orang Hidupkan Semangat Budaya di Krajan, Sampaikan Pesan Damai untuk Generasi Muda

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Suasana malam itu di Desa Krajan, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berubah menjadi panggung budaya yang memikat. Di bawah cahaya lampu dan riuh tepuk tangan warga, pentas wayang orang dengan lakon Srikandi-Mustakaweni berhasil menyulut antusiasme penonton.

Pagelaran yang dibawakan oleh Paguyuban Seni Prasadja yang tak lain warga dari Desa Krajan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan budaya leluhur. Kegiatan budaya ini bertempat dilapangan Balai Desa Krajan, Sabtu (13/9/2025) malam.

Acara ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia. Namun lebih dari sekadar seremoni, panggung tersebut menjadi ruang refleksi bersama, tentang siapa kita dan apa yang perlu kita jaga sebagai bangsa.

Kepala Desa Krajan, Tri Agung Rachmadi, menyampaikan harapannya agar seni pertunjukan seperti wayang orang tidak sekadar menjadi tontonan nostalgia, melainkan menginspirasi generasi muda untuk terlibat aktif dalam pelestarian budaya.

“Kami ingin anak-anak muda di desa ini tidak hanya jadi penonton, tapi juga pelaku budaya. Ke depan, kami akan siapkan pelatihan seni agar mereka bisa ikut terlibat. Saat ini memang masih banyak didominasi para sesepuh, tapi ini jadi awal yang baik,” jelasnya.

Dukungan terhadap kegiatan budaya ini juga datang dari legislatif daerah. Dwi Atmaja, anggota DPRD Kabupaten Klaten dari Fraksi Gerindra itu, menekankan bahwa budaya bisa menjadi sarana efektif untuk membentuk karakter anak muda terutama di tengah maraknya aksi demonstrasi remaja yang kurang terarah.

“Lewat budaya, kita ingin menyampaikan pesan damai. Anak-anak muda punya energi besar jangan sampai tersalurkan ke hal-hal negatif. Pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp100 juta untuk pengadaan gamelan di desa ini. Ini bentuk dukungan nyata kami,” ungkapnya.

Dwi Atmaja juga memberikan apresiasi khusus pada eksistensi Paguyuban Seni Prasadja yang telah puluhan tahun mewarnai kehidupan seni pertunjukan di Krajan. “Sejak saya kecil, paguyuban ini sudah ada dan terus bertahan sampai sekarang. Ini bukti bahwa budaya bisa lestari kalau ada kemauan untuk merawatnya,” tambahnya.

Banyak makna yang mendalam, gelaran budaya ini lebih dari sekadar pertunjukan, kegiatan ini juga menjadi simbol bahwa budaya lokal adalah denyut nadi identitas masyarakat warisan yang tak lekang oleh zaman, sekaligus jembatan damai bagi generasi muda.

(Reporter : Ani Sumadi)