JabodetabekPolitik

Demo Agustus 2025: 3 Orang Masih Hilang, Anggota DPR Desak Kapolri Bertindak

58
×

Demo Agustus 2025: 3 Orang Masih Hilang, Anggota DPR Desak Kapolri Bertindak

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Anggota Komisi III DPR RI, Benny Kabur Harman, menyoroti masih adanya tiga orang demonstran yang hilang usai aksi unjuk rasa pada 31 Agustus 2025 lalu. Ia mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera menuntaskan pencarian mereka.

“Kapolri harus memastikan tiga orang yang dinyatakan hilang itu ditemukan. Sampai kapan pun, negara wajib hadir,” tegas politisi Partai Demokrat itu dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9/2025).

Selain pencarian demonstran yang belum kembali, Benny juga meminta agar aparat membebaskan para peserta aksi yang hingga kini masih mendekam di tahanan. Menurutnya, menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak warga negara yang dilindungi konstitusi.

“Semua tahanan terkait aksi demonstrasi Agustus lalu harus segera dibebaskan. Kebebasan berekspresi tidak boleh dikriminalisasi,” tegasnya.

Ribuan Ditangkap, Ratusan Masih Ditahan

Berdasarkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, sebanyak 5.000 orang sempat ditangkap dalam unjuk rasa besar akhir Agustus. Sebagian besar sudah dipulangkan, namun masih ada 583 orang yang ditahan karena diduga melakukan tindak pidana.

Sementara itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melaporkan ada tiga orang yang hingga kini belum ditemukan:

Bima Permana Putra, terakhir terlihat di kawasan Glodok, Jakarta Barat.

Muhammad Farhan Hamid, terakhir terlihat di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.

Reno Syaputradewo, juga terakhir dilaporkan berada di Kwitang.

Laporan hilangnya mereka diterima Posko Pengaduan KontraS pada 1 September 2025, sehari setelah aksi berlangsung.

Dorongan Tim Pencari Fakta Independen

Lebih jauh, Benny menekankan pentingnya mendukung langkah Komnas HAM yang telah membentuk Tim Pencari Fakta Independen. Tim ini, menurutnya, berperan vital untuk mengungkap penyebab terjadinya kekerasan dalam aksi serta kemungkinan adanya kelompok yang menunggangi gerakan tersebut.

“Tim harus bekerja objektif, transparan, dan tuntas agar publik mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Benny.

Hingga kini, desakan terhadap pemerintah dan aparat untuk memberikan kejelasan nasib para demonstran yang hilang terus bergema. Publik menantikan komitmen negara dalam menjamin keamanan warganya serta memastikan tidak ada pelanggaran hak asasi dalam penanganan aksi protes.