Jakarta, faktapers.id – Sebuah video jumpa pers yang menampilkan seorang perwira kepolisian mendadak viral di media sosial. Bukannya fokus pada isi pernyataan yang disampaikan, warganet atau netizen justru salah fokus (sering disingkat salfok) pada sebuah detail kecil: telepon genggam yang ada di tangan sang perwira.
Video yang beredar luas ini awalnya dibagikan di berbagai platform seperti Instagram dan TikTok, menampilkan adegan standar jumpa pers yang kerap dilakukan pihak kepolisian. Namun, perhatian warganet langsung tertuju pada bentuk ponsel yang terlihat sekilas di tangan kanan perwira tersebut. Bentuknya yang tidak biasa dan kameranya yang unik membuat banyak orang berspekulasi bahwa ponsel itu adalah “iPhone 17 Pro Max”.
Lelucon dan Spekulasi Warganet
Sontak, lelucon dan meme pun bermunculan. Warganet ramai-ramai mengomentari bagaimana seorang perwira polisi bisa memiliki ponsel yang bahkan belum dirilis oleh Apple. Seperti diketahui, model iPhone terbaru yang ada saat ini adalah seri iPhone 15, dan seri iPhone 17 diperkirakan baru akan dirilis beberapa tahun mendatang. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah sang perwira adalah “orang dalam” atau justru “penjelajah waktu” yang membawa teknologi masa depan.
Cuitan dan komentar-komentar lucu membanjiri media sosial, mulai dari “Bapak polisi ini pasti punya kenalan di Apple HQ,” hingga “Beliau adalah pengguna iPhone 17 Pro Max pertama di dunia.” Momen ini menjadi hiburan tersendiri bagi pengguna internet dan membuat video jumpa pers tersebut menjadi perbincangan hangat, jauh melampaui topik asli dari konferensi pers itu sendiri.
Fakta di Balik Layar
Meskipun menarik perhatian, spekulasi tentang “iPhone 17 Pro Max” tersebut tidaklah akurat. Ponsel yang ada di tangan sang perwira kemungkinan besar adalah ponsel pintar biasa, namun karena resolusi video yang rendah dan sudut pengambilan gambar, bentuknya menjadi ambigu. Sementara itu, gambar render atau konsep dari “iPhone 17 Pro Max” yang disandingkan dalam video viral tersebut adalah hasil kreasi digital dari seniman atau desainer grafis, bukan produk resmi yang pernah ada.
Fenomena ini kembali menunjukkan kekuatan internet dalam mengubah hal-hal biasa menjadi sesuatu yang viral. Tanpa disadari, sebuah detail kecil yang tidak signifikan dapat mengalihkan seluruh fokus publik dan menciptakan sebuah tren yang menarik, jauh dari tujuan utama dari peristiwa aslinya.
]]