NasionalHukum & Kriminal

Bjorka Kembali Beraksi: Data 341 Ribu Anggota Polri Bocor ke Publik, Serangan Balik atas Penangkapan ‘Bjorka Palsu’?

15
×

Bjorka Kembali Beraksi: Data 341 Ribu Anggota Polri Bocor ke Publik, Serangan Balik atas Penangkapan ‘Bjorka Palsu’?

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Dunia siber Indonesia kembali diguncang. Sosok misterius yang dikenal dengan nama Bjorka kembali menunjukkan taringnya dengan membocorkan data pribadi 341 ribu personel Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ke publik secara gratis.
Langkah berani ini disebut-sebut sebagai bentuk “serangan balasan” atas penangkapan seorang pria berinisial WFT di Minahasa yang sebelumnya diklaim sebagai dalang di balik akun Bjorka.

Serangan siber terbaru ini langsung menjadi bahan perbincangan panas di dunia maya. Pakar keamanan siber Teguh Aprianto bahkan menyindir langkah aparat yang dinilai gegabah.

“Polisi mengklaim sudah menangkap Bjorka, padahal yang diamankan hanyalah peniru,” tulisnya di platform X.

Unggahan data oleh Bjorka, yang muncul pada Sabtu (4/10), memuat informasi sensitif mulai dari nama lengkap, pangkat, satuan tugas, nomor ponsel, hingga alamat email pribadi anggota Polri.
Meski dari hasil verifikasi sebagian data tersebut merupakan data lama dari rentang 2016–2017, kebocoran ini tetap mempermalukan institusi penegak hukum terbesar di Indonesia itu.

Langkah Bjorka ini seolah menjadi pembuktian bahwa dirinya masih bebas dan aktif, sekaligus memperlihatkan betapa rentannya sistem keamanan data pemerintah.
Tak sedikit pengamat menilai insiden ini sebagai “tamparan keras” bagi upaya digitalisasi lembaga negara yang belum disertai kesiapan infrastruktur keamanan siber yang memadai.

Insiden ini pun kembali mengangkat dua persoalan besar.
Pertama, lemahnya tata kelola keamanan data di instansi pemerintahan, yang kerap menjadi sasaran empuk peretasan.
Kedua, teka-teki mengenai identitas asli Bjorka yang hingga kini masih misterius, setelah sebelumnya ia pernah membocorkan data KPU dan data registrasi kartu SIM.

Penangkapan “Bjorka palsu” di Minahasa tampaknya bukanlah akhir cerita, melainkan awal dari babak baru dalam perang siber antara hacker dan aparat di Indonesia.