JabodetabekKeamanan

​PWNU DKI Jakarta Gelar Aksi Damai di Gedung Trans 7, Tuntut Permintaan Maaf Terbuka

65
×

​PWNU DKI Jakarta Gelar Aksi Damai di Gedung Trans 7, Tuntut Permintaan Maaf Terbuka

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Ratusan massa dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar aksi damai di depan Gedung Trans 7, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Rabu (15/10/2025). Aksi yang berlangsung dari pukul 09.41 hingga 12.00 WIB ini dipimpin oleh Ustaz M. Ishak dan diikuti sekitar 500 orang.

​Aksi ini dilatarbelakangi oleh dugaan penayangan konten oleh Trans 7 yang dianggap merendahkan dan mencoreng marwah pesantren serta para kiai. Tuntutan utama massa adalah agar pihak Trans 7 menyampaikan permintaan maaf secara langsung melalui siaran langsung (live) dan mempertanggungjawabkan narasi yang telah dibuat.

​Dalam aksi tersebut, massa membawa berbagai alat peraga untuk menyampaikan aspirasinya. Selain mobil komando, massa juga membentangkan spanduk dan poster dengan tulisan yang menunjukkan kekecewaan mereka. Beberapa di antaranya berbunyi: “Menciderai marwah pesantren tangkap direksi Trans 7,” “Merendahkan pesantren adalah upaya merusak Indonesia,” dan “#Ruwat Trans 7 atas framing negatif terhadap pesantren.”

​Orasi yang disampaikan oleh perwakilan massa menegaskan pentingnya peran pesantren dan ulama dalam menjaga keutuhan bangsa. Salah satu orator menyampaikan bahwa ulama telah mewariskan dua pusaka, yaitu urusan keagamaan (Amrin diniyyin) dan kebangsaan (Amrin waduniyyin). Ia juga menyoroti bahaya framing negatif yang bisa menimbulkan perpecahan.

​”Ujaran kebencian, sinisme, bahkan mengarah pada radikalisme, satu langkah lagi kalau kita biarkan mereka akan menjadi teroris-teroris di Republik Indonesia ini,” ujar orator tersebut.

​Massa juga mengecam narasi yang dianggap merusak hubungan harmonis antara kiai dan santri, seolah-olah kiai mencari kekayaan atas nama santri.

​”Ada orang-orang yang sengaja telah membuat remeh seakan-akan kiai mencari kekayaan atas nama santri, itu adalah sengaja untuk membuat onar pondok pesantren dan juga membuat onar bangsa dan negara,” tegasnya.

​Alur Aksi dan Tuntutan Tambahan

​Aksi dimulai sekitar pukul 09.41 WIB ketika massa PWNU tiba di lokasi. Puncak aksi terjadi sekitar pukul 11.17 WIB, ketika perwakilan massa menyampaikan tuntutan agar pihak Transmedia datang langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo untuk menyampaikan permintaan maaf terkait siaran yang ditayangkan.

​Aksi berlangsung tertib dan damai hingga selesai. Pukul 11.50 WIB, massa mulai membubarkan diri secara berangsur-angsur. Sekitar pukul 12.00 WIB, seluruh kegiatan aksi dinyatakan selesai dan massa telah meninggalkan lokasi.

​Aksi ini menjadi pengingat akan sensitivitas isu keagamaan dan peran media dalam menyajikan informasi. PWNU DKI Jakarta berharap kasus ini bisa diusut tuntas dan tidak terulang di masa mendatang, demi menjaga kerukunan umat dan martabat pesantren di Indonesia.