Jakarta, faktapers.id – Tak semua pengabdian polisi ditandai dengan sirene dan patroli jalanan. Sebagian wujud bakti itu lahir dari ketulusan hati, seperti yang dilakukan Aiptu Agus Riyanto, Bhabinkamtibmas Kelurahan Srengseng, Polsek Kembangan, Polres Metro Jakarta Barat.
Pada Rabu (29/10/2025), sosok rendah hati ini menerima piagam penghargaan dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri dalam acara Tatap Muka Kapolda Metro Jaya bersama para Bhabinkamtibmas di Gedung BPMJ Polda Metro Jaya.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi Aiptu Agus dalam membangun TPA Maju Bersama, sekolah informal bagi anak-anak pemulung di kawasan Kampung Balong, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.
Sejak tahun 2019, Aiptu Agus tak hanya menjadi penggagas, tetapi juga pendiri dan pengajar langsung di sekolah itu. Ia mengelola kegiatan belajar untuk 160 anak pemulung, mengajarkan baca tulis, akhlak, dan semangat hidup—semuanya dengan dana pribadi dan bantuan sukarela masyarakat.
“Bagi saya, mereka bukan sekadar anak-anak pemulung. Mereka generasi penerus yang berhak bermimpi dan berpendidikan,” ujarnya lirih.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri memberikan apresiasi tinggi atas kiprah tersebut. Menurutnya, Aiptu Agus telah mencontohkan makna sebenarnya dari semangat Presisi Polri, di mana polisi tidak hanya menjadi penjaga keamanan, tetapi juga penjaga harapan masyarakat kecil.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi menegaskan bahwa tindakan Aiptu Agus mencerminkan nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial yang sejalan dengan misi Polri modern.
“Beliau bukan hanya menegakkan hukum, tetapi juga menegakkan asa. Ini contoh nyata bahwa polisi hadir untuk menjadi bagian dari solusi,” ujar Kombes Twedi bangga.
Senada, Kapolsek Kembangan Kompol Moch Taufik Iksan menilai apa yang dilakukan Aiptu Agus adalah bentuk pengabdian tulus yang langka.
“Beliau menjaga kamtibmas, tapi juga menjaga masa depan anak-anak. Inilah esensi polisi yang mengabdi dari hati,” tutur Kompol Taufik.
Kini, di tengah kesibukannya sebagai aparat penegak hukum, Aiptu Agus tetap menyisihkan waktu untuk mengajar. Ia berharap langkah kecilnya bisa menjadi inspirasi bagi rekan-rekan Polri lainnya.
“Saya hanya ingin mereka punya kesempatan untuk bermimpi. Setiap anak berhak atas masa depan,” ucapnya penuh haru.
Kisah Aiptu Agus Riyanto adalah potret sederhana tentang bagaimana pengabdian sejati tidak selalu berwujud senjata dan seragam, melainkan hati yang rela berbagi.
Dari gang sempit di Kampung Balong, seorang polisi mengajar anak-anak pemulung menulis masa depan mereka sendiri—dan dari sana pula, lahir makna baru tentang mengabdi untuk negeri.













