Jakarta, faktapers.id – Warga di sejumlah wilayah Kabupaten Lampung Barat kembali menunjukkan semangat gotong-royong khas rakyat kecil. Di tengah janji pemerintah daerah yang belum terbukti, masyarakat setempat memilih memperbaiki jalan rusak secara swadaya menggunakan dana hasil iuran bersama.
Aksi ini terlihat di Kecamatan Balik Bukit, tepatnya di Lingkungan Sukamati, Kelurahan Pasar Liwa, serta Lingkungan Sukajaya, Kelurahan Way Mengaku. Warga menambal jalan berlubang dengan material seadanya, tanpa bantuan dana maupun material dari pemerintah daerah.
“Kalau tidak swadaya, mau nunggu sampai kapan? Sudah bertahun-tahun kami mengeluh, tapi tidak ada tanggapan,” ujar Rudi, warga Sukajaya, Kamis (30/10/2025) dikutip dari Rilis.id Lampung
Menurut warga, seluruh biaya berasal dari kantong pribadi masyarakat. Bahkan untuk konsumsi para pekerja pun diambil dari uang iuran bersama. “Pemerintah sama sekali tidak bantu, bahkan sekadar air minum pun tidak,” tambah Rudi.
Fenomena jalan rusak tak hanya terjadi di Lampung Barat. Di beberapa titik lintas provinsi Lampung–Sumatera Selatan, kondisi serupa juga dikeluhkan warga. Jalur penghubung antar kabupaten di kawasan perbatasan dua provinsi itu banyak yang retak dan berlubang, menimbulkan risiko tinggi bagi pengguna jalan, terutama di malam hari.
Di tengah sorotan soal keterlambatan pembangunan infrastruktur daerah ini, muncul pula perhatian publik terhadap figur nasional yang memiliki akar keluarga di Lampung dan Sumatera Selatan, yakni Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad.
Dalam sebuah perbincangan dengan Dahlan Iskan beberapa waktu lalu, Dasco sempat menuturkan asal-usul keluarganya.
“Ayah saya orang Palembang, Ibu saya orang Lampung,” ujarnya.
Banyak yang belum tahu bahwa rumah adat keluarga Don Dasco sapaan akrab sebagian koleganya juga berada di kawasan Pahoman, Kota Bandar Lampung. Sebagai salah satu tokoh penting di Partai Gerindra dan orang kepercayaan Presiden Prabowo Subianto, Dasco dikenal berperan dalam sejumlah keputusan besar kenegaraan, termasuk proses abolisi dan amnesti terhadap beberapa kasus hukum nasional.
Namun di balik kiprah besarnya di panggung Nasional, masyarakat di tanah kelahirannya masih menghadapi persoalan klasik: akses jalan yang rusak dan tak kunjung diperbaiki.
Sebagian warga berharap perhatian pusat, terutama dari figur publik yang memiliki keterikatan sejarah dengan daerah tersebut dapat membantu membuka mata pemerintah daerah dan pusat terhadap kondisi nyata masyarakat di akar rumput.
“Semoga saja dengan adanya tokoh besar asal sini, suara kami bisa sampai ke atas. Kalau gak bs bantu juga, untuk apa ada perwakilan kami di DPR,” ujar salah seorang warga berharap. kornel
