NasionalKesehatan

Kolaborasi Lintas Negara, ARSSI-Taiwan Harapan Percepatan Transformasi Digital Smart Hospital di Indonesia

35
×

Kolaborasi Lintas Negara, ARSSI-Taiwan Harapan Percepatan Transformasi Digital Smart Hospital di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Dalam menghadapi era transformasi digital di sektor kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menegaskan komitmennya sebagai salah satu pendukung utama pengembangan konsep Smart Hospital di Indonesia. Sebagai organisasi yang menaungi berbagai rumah sakit swasta di seluruh Indonesia, ARSSI berperan aktif dalam mendorong peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan teknologi informasi, integrasi sistem digital, dan inovasi layanan yang berorientasi pada pasien. ARSSI menyampaikan bahwa penerapan smart hospital bukan sekadar digitalisasi layanan, tetapi merupakan transformasi menyeluruh dalam upaya rumah sakit memberikan pelayanan yang lebih efisien, terukur, aman, dan humanis.

Seperti diketahui bahwa kini Smart Hospital sangat dibutuhkan untuk menopang transformasi sistem pelayanan kesehatan nasional yang terintegrasi.

Oleh karenanya ARSSI bekerja sama dengan Far Eastern Memorial Hospital (FEMH), salah satu rumah sakit swasta Tipe A yang berasal dari Taiwan dengan menyelenggarakan seminar “2025 Taiwan Indonesia Smart. Health Care Seminar” bertema ‘Futuristic Development of Smart Hospital’.

Pada kesempatan tersebut, ARSSI dan FEMH berkolaborasi mengundang beberapa ahli seperti Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji, president director of Mandaya Hospital Group dari Indonesia, Dr. Ben Widaja dan Vice president Industrial Technology Research Institute (ITRI), Professor Eric Y. Chuang, serta Director of Smart Health and Informatics FEMH, Dr. Kuo, Kue Hung,

Dalam hal tersebut, ARSSI faham betul dengan posisinya sebagai Rumah sakit yang merupakan salah satu industri medis unggulan yang terus tumbuh pada akhir-akhir ini.

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal ARSSI, dr. Iskandar Suhardi, SH., MM, pelayanan pasien, dan kepuasan pasien merupakan salah satu kunci dari kesuksesan rumah sakit. Dimana penggunaan teknologi yang berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) sangat marak pada akhir waktu ini dan tidak akan luput dari penggunaannya di bidang medis.

“Salah satu tujuan dari seminar ini adalah untuk menyampaikan salah satu bentuk aplikasi dari smart hospital dengan kecerdasan buatan untuk meningkatkan pelayanan pasien, dan operasional rumah sakit,” papar dr. Iskandar Suhardi, SH., MM di The Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, (5/11/2025).

Lebih lanjut dr. Iskandar Suhardi mengatakan, teknologi digital sangat bermanfaat bagi pasien terutama untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit, contohnya sistem antrian bisa lebih cepat, costumer experience yang lebih interaktif serta akurasi dari diagnosa yang lebih baik lagi.

Menurutnya dipilihnya Taiwan sebagi mitra kolaborasi dikarenakan Taiwan memiliki teknologi sistem yang lebih maju dari indonesia. Taiwan lebih leading di industri semi kondaktur yang berkaitan erat dgn teknologi digital. Sehingga tidak salah jika ARSSI menentukan pilihan untuk bekerja sama kepada Taiwan sebagai partner untuk berbagi pengalaman dan teknologi digital.

Senada dengan dr. Iskandar Suhardi, SH., MM, Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji menuturkan bahwa DTO kemenkes melalui usahanya di bidang transformasi digital untuk mendorong pemerataan health coverage di Indonesia dengan menggunakan teknologi tidak akan luput dalam pemanfatan AI. DTO dalam kesempatan ini menegaskan peran AI yang tidak akan menggantikan peran praktisi medis seperti dokter spesialis, perawat, dan sebagainya.

Namun Setiaji berharap AI dapat membantu praktisi medis dalam membuat keputusan di bidang medis. Rumah sakit mandaya grup yang juga selalu menjadi yang terdepan dalam penerapan teknologi untuk meningkatkan patient care juga selalu berinovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan teknologi.

Sementara itu, Professor Eric Y. Chuang menyampaikan pentingnya AI dalam operasional rumah sakit. Karena di Taiwan, AI terbukti dapat membantu praktisi medis dapat menekan biaya operasional dan membantu praktisi medis dalam kegiatannya sehari-hari, seperti aplikasi voice AI yang berkerjasama dengan FEMH dapat membantu perawat dan dokter untuk membuat resume dari patients record.

Ditempat yang sama, Dr. Kuo, Kue Hung juga menyampaikan bahwa manfaat AI dalam membantu dokter di FEMH untuk mendeteksi beberapa penyakit seperti retinopati diabetik, kanker dan sebagainya. Tetapi, dibalik itu untuk meningkatan kualitas dari AI, para ahli kedepannya juga bisa melatih AI dengan data-data yang baru.

Pada seminar tersebut, FEMH juga mengundang dua medical industry representative dari Taiwan, yaitu Advantech dan juga EBM Technologies untuk menyampaikan perannya dalam mendorong digitalisasi dan transformasi medis di Taiwan. Advantech, pada kesempatan ini menyampaikan beberapa solusi pintar di rumah sakit meliputi AMiS eMedication System, Smart Ward, dan Patient Engagement Solution untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis. Advantech juga berkomitmen menjadi mitra inovasi bagi rumah sakit Indonesia, mendorong terwujudnya layanan kesehatan yang terhubung, berpusat pada pasien, dan berdaya saing global.

ARSSI berharap rumah sakit Swasta bisa memulai teknologi digital dalam pelayanan di rumah sakit dan bisa selalu up to date dengan perkembangan dibidang teknologi digital. Sehingga kolaborasi lintas negara ini juga diharapkan menjadi momentum untuk mempercepat transformasi digital rumah sakit, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat kemampuan analitik data untuk pengambilan keputusan berbasis bukti (data-driven decision making).

(Her)