Semarang, faktapers.id — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Akademi Kepolisian (Akpol) Republik Indonesia dalam ajang internasional bergengsi International Undergraduate Conference on Policing (IUCP) 2025, yang digelar di Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) Akpol, Semarang. Dalam kompetisi yang diikuti akademi kepolisian dari delapan negara Asia ini, tim Akpol sukses merebut Juara 1 (Academic Excellence Award) berkat penelitian yang mengangkat isu serius tentang digital trafficking.
Salah satu sosok yang menjadi sorotan adalah Vandya Daniela Latuheru, taruni berprestasi yang juga merupakan putri dari Brigjen Pol Audie S. Latuheru, SIK, M.Han Kadiklatsusjatrans Lemdiklat Polri. Bersama rekannya, Sultan Rekha Firdaus, Vandya tampil luar biasa dalam presentasi riset berjudul “Sold by Hope: The Indonesian Trafficking Network in Myanmar Cyber Fraud Factories”, sebuah karya ilmiah yang menyoroti praktik perdagangan manusia berbasis teknologi dan eksploitasi digital di kawasan Asia Tenggara.
Paper tersebut membedah secara komprehensif fenomena jaringan perdagangan manusia yang beroperasi di balik industri penipuan siber (cyber fraud), di mana banyak korban asal Indonesia dijebak dengan janji pekerjaan di luar negeri. Dalam paparannya, Vandya menekankan pentingnya kolaborasi internasional dan modernisasi kebijakan kepolisian untuk menindak jaringan kriminal lintas negara yang kini memanfaatkan kecanggihan teknologi digital.
“Kasus perdagangan manusia tidak lagi klasik. Kini, modusnya semakin canggih dengan memanfaatkan ruang digital dan rekayasa sosial. Aparat kepolisian harus bergerak adaptif dan lintas batas negara,” ungkap Vandya dalam salah satu sesi presentasi yang mendapat standing applause dari dewan juri dan peserta konferensi.
Keberhasilan Vandya dan Sultan tak lepas dari bimbingan Direktur Akademik Akpol Lemdiklat Polri, Kombes Pol Dr. Eko Suprihanto, SH, SIK, MH, yang menilai kemenangan ini bukan hanya capaian akademik, tetapi juga bukti bahwa taruna dan taruni Akpol telah siap bersaing di tingkat global.
Ajang IUCP 2025 sendiri merupakan bagian dari Police Academy Student Festival in Asia (PASFA) — sebuah forum akademik tahunan yang mempertemukan mahasiswa kepolisian dari Korea Selatan, Vietnam, Malaysia, Thailand, Filipina, Laos, Mongolia, dan Indonesia. Acara ini bertujuan memperkuat kerja sama riset, pertukaran budaya, dan pengembangan kemampuan analisis dalam bidang penegakan hukum modern.
Selain Akpol Indonesia yang keluar sebagai juara pertama, posisi kedua diraih Philippine National Police Academy (PNPA), dan ketiga oleh People’s Police Academy Vietnam (PPA). Para pemenang menerima penghargaan dari Presiden Korean National Police University dengan total hadiah USD 2.200.
Brigjen Pol Audie S. Latuheru, yang dikenal sebagai salah satu perwira muda berprestasi di lingkungan Polri, turut menyampaikan rasa syukur atas capaian putrinya. Ia menilai kemenangan Vandya bukan sekadar kebanggaan keluarga, tetapi simbol kemajuan generasi baru kepolisian Indonesia yang berintegritas, berwawasan global, dan sensitif terhadap isu kemanusiaan.
“Prestasi Vandya menunjukkan bahwa generasi penerus Polri tidak hanya tangguh di lapangan, tetapi juga unggul dalam pemikiran strategis. Isu perdagangan manusia berbasis digital ini adalah tantangan masa depan yang harus dihadapi dengan ilmu dan empati,” ujar Brigjen Audie saat dimintai tanggapan.
Kemenangan ini juga menjadi momentum penting bagi Akpol untuk terus memperkuat kurikulum berbasis riset dan memperluas kerja sama internasional. Dengan keberhasilan Vandya Daniela Latuheru di panggung akademik dunia, Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai negara yang berkomitmen melahirkan aparatur penegak hukum berkelas global dan berjiwa kemanusiaan tinggi.
Sebagaimana disampaikan panitia IUCP, paper Vandya dan tim dinilai unggul karena keberanian mengangkat isu sensitif yang berdampak luas secara sosial-ekonomi, serta kemampuannya mengaitkan data empiris, regulasi, dan pendekatan kebijakan yang solutif.
Dengan semangat intelektual dan dedikasi tinggi, Vandya Daniela Latuheru kini menjadi inspirasi baru di lingkungan taruna-taruni Akpol — sekaligus cerminan generasi muda Polri yang siap menjawab tantangan global di era digitalisasi kejahatan.













