Klaten, faktapers.id.- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kebersamaan Klaten menggelar kegiatan Kamulyaning Tirta 2025 sebagai aksi nyata mempererat persaudaraan lintas iman sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga sumber daya air. Acara berlangsung di Vihara Bodhivamsa, STI/Wisma Dharmaguna, Desa Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Sabtu (15/11/2025).
Kegiatan yang rencananya digelar selama tiga hari ini dipusatkan dalam satu hari, bertepatan dengan HUT FKUB Kebersamaan ke-27 pada 14 November dan menyambut Hari Toleransi Internasional pada 16 November. Acara dihadiri Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo serta para tokoh lintas agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan penghayat kepercayaan.
Sebagai simbol merawat alam dan kehidupan, rangkaian kegiatan Kamulyaning Tirta 2025 juga diisi dengan penebaran benih ikan lele di area perairan sekitar vihara dan pelepasan ratusan burung oleh Bupati Klaten bersama jajaran FKUB. Aksi ini menjadi pesan kuat bahwa seluruh umat beragama memiliki tanggung jawab bersama menjaga kelestarian alam.
Ketua FKUB Kebersamaan Klaten, Pendeta Wahyu Nirmala, menjelaskan bahwa Kamulyaning Tirta digelar sebagai respons atas maraknya pengeboran air serta penggunaan air yang tidak bijaksana untuk kepentingan pribadi. “Dalam tradisi semua agama, air adalah simbol keselamatan, penyucian diri, dan kehidupan. Karena itu, sudah semestinya air dijaga sebagai anugerah bersama, bukan hanya untuk diri sendiri,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan FKUB bersamaan dengan peringatan ulang tahun FKUB maupun Hari Toleransi Internasional. Tantangan utama masih muncul dari sebagian kecil pihak yang belum memiliki kesadaran penuh terhadap pentingnya menjaga air. “Masih ada yang menganggap air milik pribadi, padahal masyarakat lain bahkan kesulitan untuk kebutuhan minum. Di sinilah pentingnya edukasi berkelanjutan,” ujarnya.
Pendeta Wahyu meyakini bahwa kerja sama antarumat beragama akan membuat Klaten semakin tenteram, sejahtera, dan bersinar. “Kemakmuran bisa menghampiri kita ketika kebersamaan benar-benar dihidupi,” pungkasnya.
Melalui Kamulyaning Tirta 2025, FKUB berharap masyarakat Klaten semakin memahami makna air sebagai sumber kehidupan yang harus dijaga bersama. Rangkaian kegiatan, termasuk penebaran benih lele dan pelepasan burung, menjadi simbol kuat bahwa keberagaman bukan penghalang, melainkan energi untuk merawat alam dan membangun Klaten yang lebih baik.
(Reporter: Ani Sumadi)













