Jakarta, faktapers.id – Sebanyak 130 personel gabungan dikerahkan dalam aksi kerja bakti massal di sepanjang Jalan Tambora IV, Kelurahan Tambora, Jumat (28/11). Kegiatan yang berlangsung sejak pagi itu menjadi bagian dari Program Jum’at Bersih Serentak, yang kini menjadi gerakan rutin untuk memperkuat budaya hidup bersih di wilayah Tambora.
Dipimpin langsung Camat Tambora, Pangestu Aji, aksi diawali dengan apel gabungan yang menghadirkan pasukan pelangi, Satpol PP, Gulkarmat, unsur TNI-Polri, hingga komunitas masyarakat setempat. Sinergi berbagai unsur ini menciptakan suasana kolaboratif yang jarang terlihat dalam kegiatan pemberdayaan lingkungan sehari-hari.
Menurut Pangestu Aji, titik pembersihan dipusatkan pada area Masjid Jami Tambora, bantaran Kali Krukut, serta ruas Jalan Tambora IV yang selama ini membutuhkan perhatian khusus.
“Aksi Jumat Bersih hari ini kami fokuskan pada area yang memang membutuhkan perapihan bersama. Harapannya, lingkungan yang bersih dapat meningkatkan kesehatan dan kenyamanan warga,” ujar Aji.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa gerakan bersih-bersih tidak hanya menyasar sampah lingkungan, tetapi juga memperkuat semangat gotong royong dan kebersamaan antarwarga.
“Tujuan kegiatan ini bukan sekadar mengurangi sampah atau mencegah penyakit, tetapi juga mempererat silaturahmi dan membangun kepedulian kolektif terhadap lingkungan,” tambahnya.
Tak hanya menyapu dan mengangkut sampah, personel gabungan juga melakukan pemangkasan pohon rawan tumbang, penataan ulang jalur pedestrian, serta pembersihan Kali Krukut dari lumpur dan sampah yang berpotensi menimbulkan banjir.
Aji berharap aksi ini dapat menjadi pemicu partisipasi warga dalam menjaga kebersihan lingkungan setiap hari.
“Kami berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di hari Jumat saja. Partisipasi warga sangat penting untuk memastikan setiap sudut lingkungan tetap bersih dan sehat,” tutupnya.
Di kesempatan yang sama, Kasudis Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Achmad Hariadi, turut memberikan edukasi kepada warga mengenai cara pemilahan sampah yang benar dan bernilai ekonomis.
“Warga di Tambora ini kreatif. Banyak penggiat lingkungan yang mampu mengolah sampah menjadi pot tanaman dan produk bermanfaat lainnya,” ujar Hariadi.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga mengajarkan warga cara membuat lubang biopori sebagai langkah mitigasi bencana dan peningkatan resapan air di permukiman.
“Program ini sudah berjalan baik—mulai dari pemilahan sampah, mitigasi bencana lewat biopori, hingga pengelolaan lingkungan. Saya optimis Kelurahan Tambora berpeluang maju ke tingkat Proklim tahun depan,” jelasnya.
Dengan kolaborasi kuat antara pemerintah, petugas, dan warga, Kecamatan Tambora kembali menunjukkan komitmennya sebagai salah satu wilayah dengan gerakan lingkungan hidup yang konsisten dan berdampak.
(ibeng)













