Headline

Club Sepak Bola “Singa Anturan” Kembali Bangkit Ditengah Pandemi, Lama Tertidur Lelap

825
×

Club Sepak Bola “Singa Anturan” Kembali Bangkit Ditengah Pandemi, Lama Tertidur Lelap

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Bali.Faktapers.id – Desa Anturan Kecamatan Buleleng kembali bangkitkan club sepak bola yang didambakan sempat tertidur lelap beberapa tahun.

Kali ini mulai dibentuk pemain pemula dari kalangan anak SMP dan SMA oleh para pemain senior diantaranya Jro Ketut Wita, Komang Isnawanta alias Glontongan, Ketut Pastika alias Bacok , kendati Desa Anturan tidak memiliki lahan kosong untuk dijadikan tempat berlatih oleh para olah ragawan muda ini.

Namun berkat komonikasi yang baik akhirnya diberikan lahan pinjam pakai oleh seseorang bernama Fetrus yang tinggal di luar Bali selama lahan tersebut belum di bangun.

KadesAnturan Ketut Soka, didampingi Jro Ketut Wita dan wasit senior Wayan Suwandi yang didatangkan langsung dari Denpasar dan juga selaku Ketua Komisi Wasit Denpasar.

Melihat Club Singa Anturan yang sering ikut kompetisi dan meraih juara dalam beberapa tahun ini tertidur lelap agar tidak tidur berkepanjangan. Pihaknya selain menganggarkan dengan DDA kendati belum dinilaikan juga berupaya membangkitkan semangat anak muda Anturan.

“Untuk membangkitkan kembali sepak bola kita ini yang mana dahulu sering kompetisi dan meraih juara. Tentunya tidak terlepas dari anak muda kita yang begitu greget untuk membangkitkan club Singa Anturan sering bergengsi, kami selaku kades secara moral tidak akan lepas,” kata Soka Senin (14/12) siang.

“Kedepan sepak bola yang kembali bangkit ini menjadi yang terbaik, dan tadi kami minta pelatih dari Denpasar untuk melatih mereka beberapa hari ini dan memberikan motivasi generasi ini sehingga muncul bibit-bibit yang nantinya mampu membawa kembali nama baik Club Singa Anturan, “tambahnya.

Semangat membangkitkan jiwa generasi muda Anturan, Ketut Soka hingga berani menyumbangkan dana pribadinya bersama para mantan pemain Club Singa Anturan yang keni menjadi senior mengajarkan generasinya menjadi lebih baik.

“Lahan ini milik orang luar, sementara diberikan pinjam pakai selam belum dibangun dan kami sudah buatkan surat permohonan kepada pemilik yang namanya Fetrus melalui pak Budi.Untuk lebih membangkitkan ini semua nanti kami akan koordinasi dengan adat, dan kemarin kami sudah koordinasi dengan para senior membahas dana karena biaya sepak bola cukup besar , untuk sementara paling tidak bola ada, untuk kostum pemain mungkin kita carikan pihak ketiga,” jelas Ketut Soka.

Sisi lain Singa Junior yang mulai dilatih oleh wasit senior Wayan Suwandi, berharap peran orang tua untuk mendukung anaknya menyalurkan hobi tersebut serta pemain pemula ini memiliki mental yang cukup, sembari menyerahkan 2 buah bola kepada Kades dan pemain Singa Junior.

”Kami jadi wasit dari tahun 1983, membangkitkan sepak bola ini peran orang tua sangat penting, memberikan suport. Sehingga anak itu tidak minder atau malu ketika tidak memilik sepatu. Sama dengan olah raga Futtsal yang menggunakan lapangan kecil hanya perbedaan luasan lapangan (konvesional). Kalau Futsall pemain mau bersih saja pasti larinya ke Futtsall karena lapangan tertutup tidak kena matahari namun tidak mampu menendang keras disamping itu bola ada perbedaangnya dan sangat jauh berbeda dengan lapangan konvvensional tenaga dan tendangan keras dibutuhkan untuk mengkrosing bola,”jelas Wayan Suwandi. Des

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *