KRI Amboina 503 Dukung Yonif 734 Fan Yon Armed 8 Amankan Daerah Rawan Maluku Dan Maluku Utara

508
×

KRI Amboina 503 Dukung Yonif 734 Fan Yon Armed 8 Amankan Daerah Rawan Maluku Dan Maluku Utara

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Kapal Perang Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), KRI Amboina – 503 siap melaksanakan operasi pergeseran pasukan TNI AD dalam rangka pengamanan daerah rawan di Maluku dan Maluku Utara. 2 Batalion yang sedang melaksanakan embarkasi ke KRI Penjelajah samudera ini, yaitu Yonif 734 Satria Nusa Samudera dan Batalion Armed 8 Uddata Yudha di Dermaga Umum Saumlaki, Maluku Tenggara, Senin (21/12).

“Laksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab, tingkatkan kewaspadaan serta perhatikan keamanan personel dan material,” demikian perintah Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irvansyah, SH., CHRMP, M.Tr (Opsla) kepada Komandan KRI Teluk Amboina-503 saat melepas keberangkatan di dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

KRI Teluk Amboina-503 yang dikomandani Letkol Laut (P) Roni, M.Tr (Hanla) ini mengangkut 2 batalion personel pasukan TNI AD lengkap dengan perlengkapannya.

Menurut Komandan KRI, Letkol Laut (P) Roni, M.Tr (Hanla) saat dihubungi bahwa kapalnya dalam kondisi siap melaksanakan operasi, baik kondisi tekhnis maupun dukungan perbekalan meliputi bahan bakar, bahan makanan dan air tawar.

Sebelum bergerak menuju daerah tujuan, dipimpin Komandan KRI mengadakan tasyakuran untuk Keselamatan Personel dan Material yang akan melaksanakan tugas operasi angkutan laut militer mendukung Satgas Pamrahwan Maluku dan Maluku Utara.

Kapal perang dengan kecepatan berlayar 12 knot tersebut memakan waktu tempuh semalam untuk sampai di Pelabuhan Ambon. Dan rencananya kapal perang jenis bantu angkut tank ini juga akan singgah untuk menarik pasukan yang purna tugas dan melakukan bekal ulang di Makassar.

KRI Teluk Amboina-503 merupakan kapal jenis Landing Ship Tank buatan Jepang tahun 1960, hingga saat ini masih menjadi andalan Kolinlamil dalam melaksanakan tugas pokok dalam operasi tempur maupun operasi dukungan lain. Kapal perang legendaris ini selalu siap untuk mendukung tugas pokok pergeseran pasukan dengan sistem pemeliharaan yang terjadwal dan rutin, sehingga sesuai perintah Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M. selalu dalam kondisi siap gerak dan siap tempur.

Kapal yang memiliki bobot 4.198 ton ini dibangun di galangan kapal Sasebo Dock Yard, Jepang, dimana peletakan lunas pertama pada tgl 14 Oktober 1960.Dalam waktu sekitar 5 bulan, atau tepatnya tgl 17 Maret 1961, kapal ini diluncurkan dan tiba di Indonesia pada bulan Juni 1961. Han

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *