Headline

Kupas Tuntas Harmonisasi Industri Fashion Berbasis Budaya Bali di Era Industri 4.0.

441
×

Kupas Tuntas Harmonisasi Industri Fashion Berbasis Budaya Bali di Era Industri 4.0.

Sebarkan artikel ini

Denpasar. Bali, Faktapers.id – Dalam rangka memeriahkan Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020, Dekranasda Kota Denpasar kembali menggelar Denpasar Fashion Festival (DFF) Tahun 2020 secara virtual.

Pada Sabtu (26/12) dilangsungkan Talkshow bertema “Harmonisasi Industri Fashion Berbasis Budaya Bali di Era Industri 4.0” di Dharma Negara Alaya (DNA), Denpasar.

Dalam Talkshow ini mengupas berbagai hal seputar fashion dengan mengusung produk lokal dari perpaduan kreativitas, inovasi, dan bisnis bertema “Harmonisasi Industri Fashion Berbasis Budaya Bali di Era Industri 4.0”

Dalam Talkshow ini menghadirkan pembicara Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra selaku Ketua Dekranasda Kota Denpasar serta Ketua Jurusan Desain Mode ISI Denpasar, Dr. Tjokorda Istri Ratna Cora Sudharsana, S.Sn.,M.Si dan Kaprodi Desain Mode IDB Bali, Sri Utami, S.Sn.,M.Sn.

Seluruh rangkaian DFF 2020 dan juga Talkshow ini akan ditayangkan pada Selasa, 29 Desember 2020 pada Pukul: 19.00 WITA di Akun Youtube: denfest.kreativi.id Denpasar.

Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra selaku Ketua Dekranasda Kota Denpasar mengatakan Kota Denpasar sebagai Kota Fashion karena dengan Kota Denpasar yang minim Sumber Daya Alam maka dari itu upaya meningkatkan nilai Sumber Daya Manusia melalui kreativitas tanpa batas dan inovasi berkelanjutan.

“Kita boleh mengikuti trend namun jangan sampai melupakan budaya. Diangkatnya endek sebagai bahan fashion sudah dilakukan sejak jaman Prof IB Mantra sebagai Gubernur Bali, dimana saat PKB pertama kali digelar mengangkat endek yang dulunya hanya dipakai golongan tertentu. Sementara pada Denfest yang pertama, saya punya keinginan memperkenalkan endek kembali dimana saat itu di era tahun 2000 an sempat booming kain jenis songket. Diperkenalkan nya endek karena endek adalah kain tradisional yang perlu dikembangkan agar semakin dikenal luas. Untuk itulah diperlukan terus inovasi sehingga bisa go internasional.

Lebih lanjut dikatakannya, dari ribuan UKM yang dibina oleh Dekranasda Kota Denpasar terus mengembangkan ragam motif dan desain dengan memonitoring dan evaluasi untuk menyelesaiakan permasalahn yang dialami pelaku UKM. Melakukan pendekatan juga dengan Perbankan agar mempermudah pelaku UKM dalam mendapatkan KUR. Diberi juga kesempatan pada pelaku UKM untuk berpameran di daerah hingga keluar negeri menambah wawasan para pelaku UKM.

“Dicetusnya Denpasar Fashion Festival sejak 2018 bertujuan untuk menggali dan mendukung UKM untuk terus berkreativitas dan menjadi kiblat bagi para perancang dan juga mengenalkan endek ke masyarakat agar lebih dikenal. Tidak hanya designer Denpasar tapi kita buka kesempatan untuk designer dari daerah lain di Bali.

Program kami menyasar generasi muda guna memperkenalkan ke teman sebayanya.

Dengan pemilihan duta endek juga endek mulai dikenal dan dipakai oleh generasi muda sesuai dengan style anak muda yang casual sehingga menghapus kesan endek yang kaku. Selanjutnya pun designer muda Kota Denpasar yang ikut Jakarta Fashion Week ada juga yang akan dikirim ke Paris Fashion Festival,” ungkap Selly Mantra. */Ans

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *