Memaknai Peristiwa Tampomas II 40 Tahun Silam. 

1571
×

Memaknai Peristiwa Tampomas II 40 Tahun Silam. 

Sebarkan artikel ini

 

 

Jakarta, faktapers.id – Hari ini, 40 tahun yang lalu tepatnya 27 Januari  1981 peristiwa terbakarnya dan tenggelamnya Kapal Motor  Tampomas II di Perairan Matasiri, Masalembo Selat Makassar. Telah merupakan catatan sejarah kelam bagi dunia pelayaran nasional.

 

KM Tampomas II yang dikelola PT Pelni dan dinahkodai Capt Abdul Rivai ini berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok hari Sabtu (24 /1/1981) tujuan Makassar dengan membawa 1.054 penumpang dan 82 awak kapal. Dan juga mengangkut 191 unit mobil dan 200 sepeda motor. Sekitar pukul 23.00 WITA hari Minggu (25/1/ 1981) mengalami kebakaran hebat.

 

Setelah dihantam badai besar yang mengakibatkan kebocoran pada tangki kapal dan bagian kapal lainnya  mengakibatkan kebakaran hebat pada kapal. Meskipun telah dilakukan usaha penyelamatan dan pertolongan pada akhirnya KM Tampomas II tenggelam  pada hari Selasa (27/1/ 1981) tepat nya pukul 12.45 WIB atau 13.45 WITA. Sebanyak 753 orang berhasil diselamatkan,  288 orang  tewas di dek bawah  dan sejumlah orang dinyatakan waktu itu hilang. Nakhoda kapal Capt Abdul Rivai menjadi orang yang terakhir berjuang menyelamatkan penumpang menjadi korban tenggelamnya kapal ini.

 

Namun peristiwa ini tidaklah membuat semangat pemerintah saat itu ikut tenggelam dan larut dengan kesedihan yang berkepanjangan. Pemerintah dengan semangat ingin memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jasa transportasi laut justru memaknai peristiwa tersebut dengan melahirkan Kebijakan Nasional Pengadaan Kapal Baru berstandar Internasional  dari Jerman Barat Papenberg.

 

Keputusan pemerintah yang dinilai berbagai kalangan saat itu sangat cepat fan tepat. Pengadaan kapal penumpang  standar Solas segera dilakukan untuk melayani kebutuhan. Maka lahirlah KM. Kerinci dan terakhir dibeli KM Gunung Dempo yang pengadaannya tahun 2008. Generasi SDM PT Pelni sekarang tinggal memelihara dan melakukan inovasi baru dalam industri pelayaran agar tetap bendera Pelni berkibar.

 

Pertanyaannya saat ini bagaimana memelihara kapal dan memelihara kepercayaan pengguna jasa. Mungkin pemerintah perlu mempertimbangkan menambah kapal baru untuk dikelola PT Pelni untuk menjamin tersedianya transportasi laut dimana negara ini adalah negara maritim.

Agar armada PT Pelni terus berkibar mengarungi lautan nusantara untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Apa yang harus dilakukan pemerintah dan menjemen PT Pelni.? Velly Pakpahan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *