Selat Sunda Akibat Longsoran Vulkanik Krakatau

582
×

Selat Sunda Akibat Longsoran Vulkanik Krakatau

Sebarkan artikel ini

Hasil Penelitian Terungkap Tsunami

Jakarta, faktapers.id –  Tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember 2018, akibat longsoran jutaan meter kubik material Gunung Anak Krakatau (GAK).

Demikian hasil penelitian kerja sama Tim Vulkanologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Geologi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Lampung, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Berdasarkan informasi yang dikutip dari akun Instagram @krakatau_cal_cal, Sabtu (30/1/2021), disebutkan longsoran lereng GAK kurang lebih sebesar 127 juta meter kubik. Hasil penelitian ini, sudah dipublikasikan di jurnal internasional Indonesian Journal of Geography.

“Kami melakukan pemetaan topografi, menghitung volume longsor lebih detail, dan memetakan endapan longsor bawah laut akibat kejadian bencana erupsi Gunung Anak Krakatau Desember 2018 silam yang memicu tsunami di Selat Sunda. Hasil perhitungan kami, menunjukkan bahwa volume longsornya lereng Gunung Anak Krakatau 22 Desember 2018, yaitu kurang lebih sebesar 127 juta meter kubik,” terang akun tersebut.

Material vulkanik dengan volume tersebut mayoritas terendapkan di bawah laut dengan ketebalan rata–rata mencapai 31 meter.

“Kami juga memetakan sebaran material vulkanik akibat kejadian longsor dan erupsi 22 Desember 2018 kurang lebih seluas 15 kilometer.”

“Kami menganalisis morfologi dan retakan atau struktur di Gunung Anak Krakatau sebelum dan sesudah kejadian 22 Desember 2018. Hasil analisis menunjukkan adanya kemungkinan dua bidang gelincir yang memicu adanya longsoran Gunung Anak Krakatau Desember 2018. Semoga infromasi yang kami berikan berguna untuk edukasi terkait kejadian longsornya lereng Gunung Anak Krakatau yang memicu tsunami di Selat Sunda 22 Desember 2018,” papar akun tersebut.*/Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *