Headline

Pangdam IX/Udayana dan Koster Turun Tangan, Kasus Warga Sidatapa Heppy Ending

315
×

Pangdam IX/Udayana dan Koster Turun Tangan, Kasus Warga Sidatapa Heppy Ending

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Bali.Faktapers.id – Kasus ricuh antara personil TNI Kodim 1609/Buleleng dengan warga Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar yang hamper tidak ada titik terang kini akhirnya menuju happy ending(akhir yang bahagia).

Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Pangdam IX/Udayana, Mayjen Maruli Simanjuntak dan rombongan Selasa (7/9/) sekitar pukul 10.00 wita langsung hadir ke Kodim 1609/Buleleng untuk mendamaikan kasus yang sempat batal damai tersebut.

Pertemuan itu juga dihadiri Muspida Buleleng dan anggota DPRD Bali asal Desa Sidatapa Wayan Arta, kendati warga memiliki kuasa hukum namun dalam pertemuan itu tidak diikut sertakan pasalnya pertemuan yang cukup singkat hanya sekitar 1 jam.

Dalam keteranganya , Gubernur Bali menegaskan masalah itu adalah masalah kecil yang sudah selesai dan masing-masing kembali dengan damai. “Itu masalah kecil dan sudah damai. Jangan lagi ada pihak-pihak yang mengompori karena kedua belah pihak sudah sepakat berdamai. Termasuk proses hukumnya,” tegas Koster.

Rombongan Pangdam dan Wayan Koster usai dari Makodim Buleleng kemudian bertolak ke wantilan Pura Desa Sidatapa Kecamatan, ratusan warga masyarakat telah menunggu ingin melihat sosok kedua pejabat tersebut. Selanjutnya Pangdam dan Wayan Koster memberikan sentuhan semboko kepada beberapa warga untuk meringankan beban menghadapi Pandemi.

Salah satu tokoh masyarakat Sidatapa Wayan Ariawan , terjadinya perseteruan antara TNI dengan masyarakat setempat dinilai terjadi mis comonikasi saat Tim Cakra melakukan razia di jalan raya tepat sisi barat pura Desa , dan saat itu juga warga diinginkan Swab antigen.

“Terjadinya insiden tersebut sebenarnya hanya salah paham dan kurangnya sosialisasi ke masyarakat masalah Swab yang di lakukan. Untuk itu kedepannya jika membawa program ke masyarakat Bali Aga ( SCTPB) perlu pendekatan dan sosialisasi ke tengah-tengah masyarakat sehingga tidak terjadi mis komunikasi, dengan adanya kejadian ini menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk menentukan masa depan desa Sidatapa kami kearah yang lebih baik,kita harus menyadari TNI dan polri milik rakyat dan begitu sebaliknya karena negara yang kuat ketika semua komponen tersebut bersama- sama untuk membangun negeri dari desa,”ujar Wayan Ariawan.

Selain menjadi pelajaran berharga incident tersebut, Wayan Ariawan yang pencinta lingkungan mengajak masyarakatnya dan pemerintah dalam melestarikan dan mengangkat potensi desa,

“Perlu diketahui pemerintah kami semenjak Desember 2014 secara bersama sama menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan program pelestarian lingkungan dan satwa di daerah Bali Aga sehingga kekerasan dapat kita tekan bersama berbeda dengan dahulu masyarakat dikenal keras tapi perkembangan jaman warga kami sudah sangat mengerti dan terlihat beberapa touris dan pejabat datang melihat keunikan dari desa kami. Terima Kasih Pangdam, Gubernur dan seluruh pihak telah peduli dan ikut menjaga keamanan desa Sidatapa”jelas Wayan Ariawan. Des

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *