Klaten, faktapers.id – Pandemi Covid-19 tidak terasa sudah kita alami lebih dari satu tahun lebih. Kepanikan psikologis, fisik, dan ekonomi di awal masa pandemi membuat kader posyandu, ibu balita, balita dan ibu hamil di Indonesia terkena dampaknya. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya jumlah kunjungan balita, ibu balita dan ibu hamil ke posyandu secara drastis.
Artinya, keadaaan demikian tidak boleh lama terjadi karena balita Indonesia adalah calon sumber daya manusia yang sangat diharapkan di masa depan sebagai pewaris bangsa dan negara di segala bidang yang strategis dalam menghadapi era globalisasi.
“Untuk itu, kader posyandu di desa Tumpukan mulai mengadakan senam sehat, salah satunya senam kebugaran kesehatan untuk kader dan perangkat, dilanjutkan musyawarah masyarakat desa (MMD),” ungkap Bidan Desa Tumpukan, Karangdowo, Klaten, Agus Rustina, Senin (18/10/2011).
Dalam musyawarah tersebut, kata dia, membahas tentang kesehatan balita bawah garis merah (BGM) tetapi bukan gizi buruk, karena anak dari keluarga kurang mampu namun kurang nutrisi. Meski sudah diikutkan ke paguyuban balita buruk gizi di Puskesmas Karangdowo, namun setiap ada temuan di Desa Tumpukan tetap dirujuk supaya mendapatkan pemeriksaan.
Agus Rustiana mengungkapkan di Desa Tumpukan ditemukan 1 balita dan 9 ibu hamil yang mengalami resiko tinggi diantaranya kekurangan energi kronis apabila diukur lingkar lengannya kurang dari 22 cm. Ciri-ciri tersebut biasanya kalau melahirkan kebanyakan bayinya kecil dan dari 9 orang ibu hamil yang berisiko sudah menjalani persalinan dirumah sakit dan hasilnya normal, walaupun ada penyintas Covid-19 sebanyak 2 orang.
“Untuk pola hidup bersih dan bersih (PHBS) masyarakat kesadarannya sudah bagus, kesadaran lingkungan seperti BAB semua sudah di jamban. Karena Desa Tumpukan sudah masuk kategori Open Defecation Free (ODF) mulai tahun 2018, jadi walaupun misalnya masih menumpang jamban dianaknya tetapi masih dalam satu keluarga. Yang jelas semua warga disini sudah tidak lagi buang air besar (BAB) sembarangan,” tegas dia.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Tumpukan, Suyamto disela-sela kegiatan mengatakan salah satu kegiatan sosial dasar di Posyandu yaitu kegiatan kesehatan, utamanya adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi dan pendidikan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) yang dilakukan 5 langkah kegiatan. Dalam pelaksanaannya Posyandu dapat mengembangkan kegiatan tambahan sesuai kebutuhan, kesepakatan dan kemampuan masyarakat.
“Pada masa adaptasi kebiasaan baru, setiap kegiatan yang dilakukan dengan mengumpulkan masyarakat harus dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Oleh karena itu, kegiatan pelaksanaannya harus mengikuti panduan operasional Posyandu di masa wabah Covid-19 supaya semua aman,” tegasnya.
Kades menegaskan tujuan dibukanya kembali Posyandu dimasa pandemi didesanya adalah menjadi acuan bagi pemangku kepentingan terkait tenaga pelayanan kesehatan, karena saat ini Desa Tumpukan warga yang telah di vaksin sekitar 90 persen.
Ia mengaku tersisa sekitar 100 orang yang belum di vaksin dengan alasan lansia dan mempunyai komorbid atau sakit-sakitan. Meskipun sudah banyak di vaksin, Kades berharap masyarakat tetap selalu waspada dan tidak boleh lengah, semua masih harus patuh terhadap prokes dengan tetap menjalankan 5 M. Madi