Singaraja, Faktapers.id -Kasus korupsi pengelolaan dana hibah Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pariwisata untuk Buleleng terus menyeruak dan menjadi titik terang.
Dimana kasus ini menyeret Kadis Pariwisata Buleleng bersama 7 rekanya dan telah menjadi tersangka.
Untuk Kadispar Made Sudama Diana, Kamis 13 Januari 2022 menyerahkan sejumlah uang sebagai bentuk pembayaran denda, bagian dari pengganti dan biaya perkara kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng yang diserahkan melalui salah satu keluarganya.
Pembayaran denda, uang pengganti dan biaya perkara oleh Sudama Diana, mantan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng, atas putusan Pengadilan Tinggi (PT) Denpasar Nomor : 7/Pid.Sus-TPK/2021/PT DPs tanggal 14 Desember 2021.
Dalam amar putusan, menyatakan terpidana Sudama Diana harus membayar denda sebesar Rp 50 juta, membayar uang pengganti sebesar Rp 7,8 juta lebih dan biaya perkara (sidang) sebesar Rp 10 ribu. Dari total uang yang diserahkan perwakilan keluarga Sudama Diana sebesar Rp 57,8 juta lebih diterima Jaksa Eksekutor Kejari Buleleng.
Melalui Kasi Intel yang juga Humas Kejari Buleleng, Agung Jayalantara mengatakan, penyerahan sejumlah uang sebagai pembayaran denda, uang pengganti dan biaya perkara yang sebesar Rp 57,8 juta lebih oleh pihak keluarga Sudama Diana ini adalah bagian dari pelaksanaan amar putusan Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor : 7/Pid.Sus-TPK/2021/PT DPs tanggal 14 Desember 2021.
Dijelaskan Jayalantara, khusus untuk pembayaran denda, uang pengganti dan biaya perkara ini dilakukan setelah putusan hakim atas perkara kasus dugaan korupsi pengelolaan dana hibah PEN Pariwisata Buleleng telah memiliki kekuatan hukum tetap atau inkrah.
Mengingat, usai turunnya putusan dari Pengadilan Tinggi Bali, pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Buleleng tidak melakukan upaya hukum lanjutan atau Kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Dengan tidak ada upaya ini, maka perkara PEN dinyatakan inkrah terhitung sejak Selasa 4 Januari 2022 lalu.
“Uang yang diserahkan oleh pihak keluarga terpidana Made Sudama Diana kepada Jaksa Eksekutor di Kejaksaan Negeri Buleleng sebesar Rp57.889.419, itu denda, uang pengganti termasuk biaya perkara. Dan uang tersebut selanjutnya akan disetorkan ke Kas Negara,” papar Jayalantara.
Dengan telah dibayarkannya uang denda dan uang pengganti biaya perkara, maka menurut Jayalantara, terpidana Sudama Diana, tidak perlu lagi menjalankan pidana subsidernya. Sehingga, Sudama Diana akan menjalankan hukuman pidana pokok selama 2 tahun 8 bulan penjara sesuai amar putusan hakim.
“Jadi persoalan uang denda, uang pengganti termasuk biaya perkara ini sudah tuntas, selesai, karena yang terakhir ini terpidana Sudama Diana. Sedangkan 7 terpidana yang lainnya (kasus korupsi dana hibah PEN Pariwisata Buleleng) sudah terlebih dahulu membayarkan,” pungkas Jayalantara.
Sebelumnya, mantan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Made Sudama Diana dijatuhi pidana selama 2 tahun dan 8 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Denpasar, pada 5 Oktober 2021. Sudama Diana juga dikenakan pidana denda Rp50 juta subsider empat bulan, serta membayar uang pengganti sebesar Rp7.989.416, subsider 1 tahun penjara.
Dari ketujuh terdakwa lainnya, yakni Putu Budiani, Kadek Widiastra, Nyoman Sempiden, Putu Sudarsana, Gusti Ayu Maheri Agung Gede Gunawan dan Nyoman Ayu Wiratini diganjar pidana penjara masing-masing selama 1 tahun. Dan para terdakwa juga dikenakan pidana denda Rp50 juta subsider 4 bulan kurungan penjara . ds