Jakarta, Faktapers.id – Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Agus Ramdani mengaku prihatin dengan peristiwa tawuran yang mengakibatkan hilangnya nyawa seorang pelajar bernama Mohammad Diaz, warga Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (9/4/2022) sekira pukul 03.00 wib.
Namun ketika ditanya apakah ada sangsi pencabutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi pelajar yang terlibat tawuran, Agus mengatakan bahwa kebijakan tersebut tidak serta merta dilakukan Dinas Pendidikan.
“Begini mas, mereka itu kan (Pelajar-Red) orang miskin, kalo misalnya kita ambil kebijakan dicabut apakah ngga tambah miskin dia dan tidak sekolah. Tanggung jawab siapa kalo anak-anak itu tidak sekolah,” ungkap Agus.
Terkait dengan aksi tawuran Agus pun menegaskan peran serta orang tua dan tokoh masyarakat merupakan bagian dari upaya pencegahan aksi tawuran.
“Kalo sudah dirumah peran orang tua, peran tokoh masyarakat itu tentunya sangat berperan. Kalau para guru, tentunya kan di sekolah,” ujar Agus saat dihubungi Satusuaraexpress.co, Sabtu (9/4/2022).
Menurutnya, untuk mengantisipasi hal serupa tidak terjadi, maka dibutuhkan koordinasi dari seluruh pihak.
“Yang lebih dekat tentunya yang pertama keluarga, lalu RT, RW, kita juga membantu aparat juga supaya anak-anak tidak kumpul-kumpul saat sahur atau buka puasa,” jelasnya.
Terkait adanya pelajar yang terlibat aksi tawuran, kata Agus melanjutkan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan kepolisian. Terlebih, peristiwa tawuran tersebut dilakukan oleh antar wilayah dan juga terjadi diluar sekolah.
Ia berharap tidak ada lagi pelajar yang menjadi korban aksi tawuran. Meski demikian, para orang tua harus lebih maksimal menjaga anak-anak ketika dirumah.
“Pertama dibulan ramadhan ini anak-anak kita isi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, kita isi rohaninya agar anak-anak kita bisa menjadi generasi yang kita banggakan,” pungkasnya. */uaa