Singaraja, Faktapers.id – Gde Sumarjaya Linggih anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali/Buleleng Legeslator Golkar membidangi Perdagangan, Koperasi, UMKM, BUMN, Investasi, dan Standardisasi mulai angkat bicara terhadap rencana pembangunan Bandara Bali Utara yang di coret dari PSN.
Selaku putra Buleleng asal desa Tajun, Gde Sumarjaya alias Demer yang telah lama duduk di gedung pusat mengganggap Gubernur Bali Wayan Koster dalam kepimimpinannya dianggap gagal, diungkap kepada awak media Rabu (3/8) melalui saluran telepon.
“Sudah jelas saat pidato dan kampaye Bandara Bali Utara janjinya, apa yang sudah menjadi kajian di Kubutambahan tahun 2021 dipindah ke barat, “papar Gde Sumarjaya S.E., M.AP
Dianggap gagal dalam memperjuangkan Bali selaku penyumbang devisa terbesar di Indonesia dengan diapusnya rencana Bandara itu dari PSN.
“Sementara Gagal karena dibawah kacau, nanti kalau dibawa ketimur lagi tentu paling dahulu mengakui. Dan tentu ketika ajang pemilu janji -janji yang belum ditepati akan dipergunakan lagi, nah masyarakat harus diingatkan, “katanya.
Keraguan pusat dalam pengapusan Bandara Bali Utara dari PSN diduga berdasarkan ketidak jelasan pemimpin di Bali,
“Penyebabanya karena dibulak balikan lokasinya (kebarat ketimur) jadi orang pusat ragu. Ketimbang nantinya bermasalah tentu kebijakan pusat ada benarnya, kalau saya baca di lapangan tidak ada masalah hanya Gubernur saja yang memindahkan kebarat. Kalau dibilang tanah ada masalah UU sudah ada untuk membebaskan lahan karena menyangkut kepentingan umum dan tentu akan di appraisal,”imbuhnya
Kini kepercayaan dan harapan yang penuh amanah dari masyarakat Bali selama menjabat diduga disia-siakan oleh Gubernur Bali asal Buleleng itu yang diduga tidak mampu mengawal rencana Bandara Bali Utara untuk mengatasi kekroditan di Air Port Ngurah Rai/Bali,
“Jejak digital tidak bisa dipungkiri apalagi kampaye dan saat pelantikan diomongkan Bandara Bali Utara di Kubutambahan dan 2021 dipindahkan kebarat artinya itu bagian dari salah satu merubah RTRW saya hadir waktu pelantikanya,”ujar Gde Sumarjaya.
Selama Koster menjabat segala pembangunan Bali beralih ke daerah Bali selatan, “Contoh Pusat Kesenian Bali,Jalan Tol Tabanan-Gilimanuk. Kami sangat kasihan dengan pertumbuhan yang sangat tinggi makan akan memperngaruhi inflasi seperti peningkatan harga, ini yang akan terjadi di Bali hanya saya kasihan dengan masyarakat yang gajihnya kecil tidak bisa mengimbangi bisa-bisa yang punya tanah harganya tinggi akan menjual dan pindah ketempat lain mencari yang murah,”terang Gde Sumarjaya.
Secara aeronautical (penerbangan),Bandara Bali Utara berada di Kubutambahan dan bisa diusulkan. “Secara aeronautical standar penerbangan mungkin setelah kondisi Bali tenang tidak rebut dibawah kami yakin bandara Bali Utara ada di Kubutambahan, karena kalau di barat Buleleng banyak factor negative dan ini semua akan waktu menjawab. Kalau dulu dikencangkan oleh pemerintah sekarang sudah kontruksi itu Bandaranya. Ini semua dirugikan bukan masyarakat Buleleng saja tetapi masyarakat diselatan rugi karena terjadi inflasi. Saya bicara bukan kerena beda warna saya oposisi dan bicara dengan fakta,”jelas pentolan Partai Golkar Bali. ds