Jakarta, Faktapers.id – Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma membuka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tingkat Kota Administrasi Jakarta Pusat, di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Harapan Mulya, Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2022).
Dhany mengatakan, persoalan kejiwaan merupakan sesuatu yang penting karena dapat mempengaruhi fisik dan juga hubungan spiritual serta sosial, sehingga harus digelorakan oleh seluruh komponen yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan jiwa.
Menurutnya, banyak sekali gangguan kesehatan jiwa di sebabkan oleh beberapa faktor seperti ekonomi, sosial maupun perilaku.
“Hari ini kita mendahului, kalau hari kesehatan jiwa sedunia-nya itu tanggal 10 Oktober tapi rangkaiannya dari sekarang dengan berbagai aktivitas seperti melakukan screening atau layanan untuk mendeteksi status kejiwaan. Dan ada juga aktivitas senam bersama karena senam itu juga membuat bahagia lupa dengan segala macam masalah. Jadi hari merupakan suatu rangkaian yang mengingatkan kepada kita semua bahwa persoalan kejiwaan juga sama pentingnya dengan persoalan fisik,” katanya.
Dhany menuturkan, setiap puskesmas di wilayah Jakarta Pusat (Jakpus) dan DKI Jakarta terdapat psikolog klinis dengan tim-nya di bawah penanggung jawab dokter yang dapat melakukan preventif dan intervensi.
“Psikolog ini yang akan mengidentifikasi dan memberikan kesimpulan kadar kesehatan jiwanya berapa persen, itu dilakukan sejak dini,” tuturnya.
Masyarakat pun, lanjutnya, dapat melakukan screening kesehatan jiwa secara mandiri melalui aplikasi e-Jiwa.
“Masyarakat bisa melakukan screening sendiri melalui aplikasi yang telah diluncurkan pak gubernur,” ucapnya.
“Di Kemayoran ini ada screening kader secara aktif ke rumah-rumah, sehingga screening kadernya tinggi,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Rismasari menjelaskan, seluruh puskesmas yang ada di Jakarta Pusat sudah mempunyai dan melaksanakan kegiatan screening jiwa.
“Kita juga melakukan sosialisasi bersama dengan lintas sektor, di Sudin Kesehatan tentunya bekerja sama dan berkolaborasi secara intens dengan Sudin Sosial karena punya panti. Jadi nanti yang berat bisa dimasukkan dulu ke RSKD Duren Sawit karena memang itu yang khusus setelah dia membaik bisa pulang. Pulang dengan bantuan Sudin Sosial atau kalau dia tidak punya rumah tampung dulu di panti,” jelasnya.
Risma memaparkan, untuk masyarakat yang nantinya ingin konsultasi mengenai kesehatan jiwa dapat langsung ke puskesmas kelurahan maupun kecamatan.
“Nanti di puskesmas keluran dan kecamatan ada psikolog klinis, ada dokternya kalau memang dari hasil screening memang mengarah punya permasalahan jiwa nanti baru diintervensi. Permasalahan jiwa itu tidak harus hal yang berat, ada yang ringan, ada yang sedang,” katanya.
“Yang berat mungkin harus kita rujuk ke rumah sakit, tapi kalo yang ringan dan sedang itu biasanya kita obati dan dipantau oleh para kader dengan mendatangi para pasien ke rumahnya,” papar Risma. (Zul/Tajuli)