Berita

Karyawan RSU Banten Keluhkan Jaspel Sering Terlambat

946
×

Karyawan RSU Banten Keluhkan Jaspel Sering Terlambat

Sebarkan artikel ini

Serang, Faktapers.id – Pemberian insentif hasil retribusi jasa pelayanan (jaspel) kesehatan di RSUD Banten yang sering mengalami keterlambatan dikeluhkan oleh beberapa orang karyawannya. Bahkan, menurut salah seorang karyawan yang tidak mau disebutkan identitasnya mengatakan bahwa keterlambatan membayar insentif Jaspel itu sudah berlangsung sangat lama.

“Jaspel nya bisa telat berbulan-bulan, saya juga bingung kenapa bisa seperti itu, harusnya kalau menurut Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS), jaspel itu harus cair sebagaimana layaknya gaji sebulan sekali,” ujar salah seorang sumber di RSUD Banten.

Sumber juga menjelaskan, jaspel itu ada beberapa bagian, yaitu jaspel intensif Covid-19, jaspel BPJS dan jaspel SKTM. Jaspel intensif covid-19 untuk tahun 2021 hingga saat ini belum di bayar.

“saya pernah mendapatkan jaspel covid-19 sebesar Rp 5 juta rupiah tahun 2020, setelah itu tidak pernah lagi, dari tahun 2021 hingga hari ini tidak pernah dapat lagi,” ungkapnya.

Nilai atau besaran jaspel covid-19 yang diterima oleh karyawan RSUD Banten tergantung golongan, ungkap sumber.

“informasi terakhir yang saya dengar bahwa yang berhak mendapatkan jaspel insentif covid-19 adalah karyawan yang sudah mempunyai surat tanda registrasi (STR). Padahal, awal mula covid-19 saat karyawan banyak yang WFH, saya dan teman-teman yang siaga terus untuk membantu penaganan penderita covid-19,” ujarnya.

Sebenarnya lanjut sumber, besaran jasa jaspel insentif covid-19 yang harus diterima oleh karyawan masih simpang siur, karena pernah dalam suatu ruang forum pertemuan, kepala dinas kesehatan provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan bahwa karyawan yang bertugas menangani covid-19 akan di berikan insentif sebesar Rp 17 juta rupiah per bulan.

“namun kenyataannya, rata – rata karyawan hanya mendapatkan sebesar Rp 5 juta rupiah,” katanya dengan nada kesal.

Namun sangat di sayangkan, ketika hal ini di konfirmasi wartawan kepada Rita, Kabag umum UPTD RSUD Banten melalui telepon pribadinya tidak ada respon, begitupun ketika di konfirmasi melalui whatsapp pribadinya meskipun terlihat centang dua yang menandakan pesan itu telah di baca, tetap tidak ada respon sampai berita ini di turunkan. (RM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *