Headline

Pameran Seni Rupa Kontemporer ‘artina.Sarinah’  Pertama Kali Hadirkan Seratusan Karya Seniman Tanah Air

514
×

Pameran Seni Rupa Kontemporer ‘artina.Sarinah’  Pertama Kali Hadirkan Seratusan Karya Seniman Tanah Air

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Pameran Seni Rupa Kontemporer ‘artina.Sarinah’ dibuka hari ini hingga 19 Februari 2023. Pameran yang menghadirkan seratusan karya seniman tanah air ini untuk pertama kali ini di gelar di lantai 6, Gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta mulai pukul 10.00 Wib hingga 22.00 Wib.

Direktur Artistik Artina, Heri Pemad mengatakan, pergelaran artina.Sarinah tersebut merupakan salah satu impian dirinya untuk menunjukan konten seni budaya tanah air yang begitu banyak yang berasal dari akar budaya nusantara yang sangat kuat. Menurutnya, pameran atau pergelaran artina ini juga lahir dari keinginan untuk menelisik kembali dan menampilkan perluasan, peleburan dan pencampuran berbagai tradisi penciptaan artistik yang termanifestasi dalam karya-karya para seniman Indonesia.

Melalui pergelaran ini, Heri Pemad berharap kebudayaan Indonesia bisa melahirkan banyak elemen karya khususnya bidang seni rupa.

“Event ini sudah lama saya impikan karena tujuannya adalah untuk menunjukan konten seni budaya kita begitu banyak akar budaya yang sangat kuat tapi belum ada frame yang kemudian menunjukan pintu dari seni rupa kontemporer sehingga kita bisa memiliki pameran yang punya karakter ini lho Indonesia,” kata Heri Pemad pada konfrensi pers di gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2022).

Secara historis, Heri Pemad menuturkan, pemilihan Gedung Sarinah sebagai lokasi pameran ini merupakan lokasi yang cocok untuk pameran artina.Sarinah karena sarat akan nilai kesenian dan kebudayaan Nusantara.

“Saya kira pas banget momennya di mana Sarinah memiliki semangat yang sama dengan mengangkat lagi niali-nilai kearifan lokal. Itu jadi inspirasi saya dan menciptakan wadah bahwa kita kaya lokasi, kaya tempat dan memicu inspirasi bahwa kita bisa pameran di mana saja,” kata Heri.

Pergelaran ‘artina.’ (art: seni ;ina: Indonesia), juga menghadirkan perpaduan seni rupa kontemporer dan ragam disiplin seni yang mengangkat berbagai praktik dan karya-karya seni sebagai refleksi khazanah nilai budaya nusantara.

“artina.Sarinah menawarkan cara pandang yang dinamis dalam melihat Indonesia ‘hari ini’. Sekaligus mendedahkan suatu pemahaman Nusantara melalui kreatif para pencipta (kreator) Indonesia kontemporer,” lanjut Heri Pemad.

Semetara itu, Direktur Utama Sarinah, Fetty Kwartati mengatakan PT Sarinah Indonesia sangat mengapresiasi penyelenggaraan artina.Sarinah yang mana sejalan dengan visi perusahaanya untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM di Indonesia, melalui Peningkatan Kewirausahaan dan Pemberdayaan Perempuan.

“Harapan dari sinergi ini adalah menjadi sebuah penggerak yang nantinya bias diaplikasikan di daerah-daerah lainnya di Indonesia,” kata Fetty Kwartati.

Lebih lanjut Fetty Kwartati mengatakan, artina.Sarinah dengan tema wastu/loka/kala ini memproyeksikan adanya sebuah ranah kreativitas (kesenian, pengetahuan, teknologi, kearifan sosial) yang menembus kekakuan batas-batas ‘wujud’ (wastu), ‘ruang’ (loka) dan ‘waktu’ (kala) yang benar-benar ‘hidup’ dan ‘bertahan’ dari waktu ke waktu dengan caranya sendiri, meski di dera ancaman globalisasi yang mustahil terbendung.

Sederet seniman kenamaan seperti Asha Darra, Mella Jaarsma dan Joko Avianto dengan karya seni gigantic dari bambu akan mewarnai gelaran artina.Sarinah.

Selain keduanya, seniman lain yang turut bergabung dalam gearan artina.Sarinah adalah Alfiah Rahdini, Bibiana Lee, Citra Sasmita, Dicky Takndare, Dwi Oblo, Dwi Sasono, Eddy Susanto, Eko Prawoto, Galam Zulkifli, Hansen Thiam Sun, Made Agus Darmika (Solar), Melati Suryodarmo, Meta Anjelita, Nano Warsono & Jogja Disability Arts, Popok Tri Wahyudi, Putu Sutawijaya, Radi Arwinda, Rubi Roesli, Ruth Marbun, Sasya Tranggono, Sigit Pamungkas & Gregorius Supie Yolodi, Sri Astari, Teguh Ostenrik & Yayasan Terumbu Rupa, Titarubi dan Yani Mariani Sastranegara.

“Kontribusi para seniman Indonesia tidak hanya hadir secara artistik, tetapi juga dalam bentuk eksplorasi yang berbasis pengembangan teknologi, edukasi hingga pelibatan sektor ekonomi kreatif,” ucap Kurator artina.Sarinah, Agung Hujatnika.

Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan visi Ir. Sukarno yang memberdayakan seni sebagai medium identitas kebangsaan, diplomasi dan strategi budaya.

artina.Sarina berbeda dari pameran lain yang pernah diadakan di Indonesia yaitu, artina.Sarinah tidak hanya sebuah pameran seni rupa kontemporer biasa saja tetapi juga dapat beririsan dengan berbagai seni lain seperti, sastra, seni teater, seni tari bahkan seni akting.

Dengan harga tiket masuk artina.Sarinah sebesar Rp. 50.000, para pengunjung akan disuguhkan pengalaman yang tak terlupakan. Tiket bisa dibeli melalui Tiket.com atau secara langsung di lokasi pameran.

“Kami berharap dapat memberikan sebuah pengalaman yang lebih bagi penikmat seni rupa di Indonesia. Selain itu juga dapat menjangkau ekosistem senirupa yang lebih luas lagi, dimana nantinya akan dapat menjangkau para seniman-seniman dari berbagai daerah,” pungkas Direktur Utama Mojisa Creative, Morine Rociana.

HW

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *